Ini adalah bagian kedua dari seri lagu-lagu rilisan 2012 terfavorit. Setelah 12 lagu dari musisi mancanegara, sekarang ini saya mau berbagi 12 lagu dari musisi tanah air yang kerap saya putar sepanjang 2012.
Kebanyakan dari lagu-lagu ini adalah single dan belum memiliki album. Beberapanya malah versi demo yang saya temui di Soundcloud. Berbicara mengenai Soundcloud, saya kini sangat menikmati browsing lagu di Soundcloud, terutama mencari band-band lokal yang berpotensi.
Kegemaran saya mencari band-band lokal berpotensi adalah sebuah kegemaran yang telah saya lakukan sejak tahun 2007. Awalnya gara-gara tuntutan pekerjaan terdahulu yang mengharuskan saya mencari talenta-talenta baru yang belum banyak mendapat sorotan. Namun akhirnya, kegiatan pencarian ini berlanjut dan menjadi kegiatan rutin yang saya lakukan hingga kini, walaupun pekerjaan saya saat ini tidak lagi menuntut hal tersebut.
Kamis, 27 Desember 2012
Dimas Ario's Favorite Songs of 2012 (Part Two)
Author:
dimasario
Label:
Mixtape,
Mixtape Album Favorit,
YearlyFavorite
Senin, 24 Desember 2012
Dimas Ario's Christmas Mix 2012
"Membuat mix Natal tahunan yang kelima = udah mulai bingung lagu Natal favorit mana yang belum dan mau dimasukkan"
Itulah tweet saya beberapa hari lalu saat sedang membuat mix Natal tahun ini. Membuat mix Natal selalu menjadi rutinitas akhir tahun yang menyenangkan. Sama menyenangkannya dengan membuat mix lagu-lagu rilisan terbaru yang didengar sepanjang tahun.
Namun yang membedakannya, kalau lagu-lagu rilisan terbaru pasti berubah-rubah tiap tahunnya, sementara lagu-lagu Natal tidak terlalu banyak pilihan yang baru setiap tahunnya. Biasanya lagunya sama namun didaur ulang oleh banyak penyanyi atau grup musik. Atau ada juga beberapa grup musik atau penyanyi yang memang secara khusus membuat lagu Natal karya mereka sendiri. Namun yang seperti ini jumlahnya sedikit setiap tahunnya.
Jadi cukup wajar jika tahun ini yang telah memasuki tahun kelima saya membuat mix Natal, saya jadi semakin sulit memilih lagu mana yang akan masuk dalam mix. Lagu-lagu yang saya masukkan tentunya harus saya sukai. Harus saya dengarkan dulu beberapa kali. Jika ada lagu Natal yang tidak terdengar enak setelah beberapa kali putaran atau terasa tidak sesuai dengan mood keseluruhan mix, pastinya akan saya buang dari list.
Author:
dimasario
Label:
Mixtape,
Mixtape Natal
Jumat, 21 Desember 2012
Dimas Ario's Favorite Songs of 2012 (Part One)
Akhir tahun selalu menjadi momen untuk kembali napak tilas dari apa yang sudah dilakukan sepanjang tahun. Apa yang sudah kita lalui, kita capai atau kita tinggalkan terkadang masing-masing memiliki penanda tertentu yang dapat kita kenang di masa depan.
Bagi banyak orang, penanda tersebut adalah lagu. Lagu yang menjadi soundtrack untuk berbagai hal yang terjadi sepanjang tahun. Seperti tahun lalu, saya tidak lagi banyak mendengarkan album musik. Hanya beberapa album yang saya dengarkan intens. Sisanya, saya lebih memilih mendengarkan banyak lagu.
12 lagu yang kesemuanya rilisan 2012 di bawah ini yang saya dengarkan sepanjang tahun, menemani kisah-kisah baik suka maupun duka di 2012 yang bagi saya pribadi merupakan tahun yang penuh liku, naik dan turun. Tentunya ada banyak lagu lain yang saya dengar di tahun ini namun tidak saya masukkan dalam list ini karena bukan rilisan 2012 dan juga mungkin karena terlalu personal.
Bagi banyak orang, penanda tersebut adalah lagu. Lagu yang menjadi soundtrack untuk berbagai hal yang terjadi sepanjang tahun. Seperti tahun lalu, saya tidak lagi banyak mendengarkan album musik. Hanya beberapa album yang saya dengarkan intens. Sisanya, saya lebih memilih mendengarkan banyak lagu.
12 lagu yang kesemuanya rilisan 2012 di bawah ini yang saya dengarkan sepanjang tahun, menemani kisah-kisah baik suka maupun duka di 2012 yang bagi saya pribadi merupakan tahun yang penuh liku, naik dan turun. Tentunya ada banyak lagu lain yang saya dengar di tahun ini namun tidak saya masukkan dalam list ini karena bukan rilisan 2012 dan juga mungkin karena terlalu personal.
Author:
dimasario
Label:
Mixtape,
Mixtape Album Favorit,
YearlyFavorite
Sabtu, 06 Oktober 2012
Lagu & Momen: #1 Harlan Boer
Seringkali lagu tertentu dapat mengingatkan pada sebuah momen yang spesifik. Momen yang memang terjadi dalam hidup kita ataupun momen ideal yang dirasa tepat untuk lagu tersebut berkumandang.
Lagu dan momen memang akan selalu saling terkait. Sebuah lagu dapat menggambarkan suatu momen tertentu. Begitu pula, suatu momen juga dapat digambarkan oleh sebuah lagu.
Untuk itu dalam rubrik ini, saya ingin berbagi momen dan lagu dari beberapa orang yang saya pilih. Saya mengajukan beberapa pertanyaan mengenai momen-momen spesifik lalu orang yang saya pilih akan menjawabnya dengan lagu-lagu.
Lagu dan momen memang akan selalu saling terkait. Sebuah lagu dapat menggambarkan suatu momen tertentu. Begitu pula, suatu momen juga dapat digambarkan oleh sebuah lagu.
Untuk itu dalam rubrik ini, saya ingin berbagi momen dan lagu dari beberapa orang yang saya pilih. Saya mengajukan beberapa pertanyaan mengenai momen-momen spesifik lalu orang yang saya pilih akan menjawabnya dengan lagu-lagu.
Author:
dimasario
Label:
Lagu dan Momen
Jumat, 17 Agustus 2012
5 Lagu Nasionalisme Masa Kini
Kesuksesan lagu “Bendera” dari Cokelat di tahun 2002 yang hingga kini kerap diputar di berbagai perayaan nasional dari tingkat negara hingga RT/RW, menyadarkan kita bahwa lagu populer dengan muatan nasionalisme ternyata juga dapat diterima oleh masyarakat luas.
Setelah “Bendera”, beberapa musisi tanah air juga turut menciptakan lagu-lagu sejenis dengan lirik-lirik positif yang mengajak pendengar untuk tetap mengorbarkan semangat dan cinta tanah air. Berikut ini adalah lima contohnya.
Author:
dimasario
Label:
Artikel Media
Kamis, 16 Agustus 2012
Band dan Musisi yang Tak Memainkan Lagu Hits
“Hanya ada satu lagu dari tahun 1800-an yang akan dimainkan, yaitu ‘Lovefool’”, kata Magnus Sveningsson bassist dari The Cardigans saat konferensi pers sebelum konser hari Selasa kemarin.
Pernyataan Magnus tersebut ternyata tidak terbukti benar karena The Cardigans pada konser di Indonesia juga memainkan lagu “Rise & Shine” (atas permintaan penggemar) yang merupakan single debut dari album pertama band asal Swedia itu.
Tetapi selain dua lagu itu, The Cardigans memang tidak menyertakan banyak lagu hits mereka. Para penggemar yang datang ke konser dan berharap dapat bernyanyi bersama lagu-lagu hits The Cardigans harus menerima kenyataan bahwa The Cardigans memang tidak lagi memainkan lagu-lagu hits mereka khususnya dari album-album awal.
The Cardigans bukan satu-satunya band/musisi yang tidak mau memainkan lagu-lagu hits. Yang paling terkenal melakukan hal itu adalah Radiohead menolak membawakan lagu hits di periode awal karir mereka pada setiap konser dalam 10 tahun terakhir. Jadi jika suatu saat Radiohead datang untuk konser di Indonesia, jangan berharap mereka akan memainkan “Creep” atau “Karma Police”.
Author:
dimasario
Label:
Artikel Media
Selasa, 07 Agustus 2012
Kegelapan Yang Indah dari Sarasvati
Tidak banyak vokalis yang tetap sukses saat mereka memutuskan keluar dari bandnya. Namun yang terjadi pada Risa Saraswati adalah sebaliknya. Saat ia tidak lagi menjadi vokalis dalam band elektronik pop Homogenic dan menjadi penyanyi solo, karier bermusiknya malah lebih bersinar.
Dengan nama Sarasvati (diambil dari asal usul nama terakhirnya, yang berarti dewi pengetahuan, Risa menorehkan warna unik pada industri musik Indonesia. Musik Sarasvati adalah musik pop imajinatif yang gelap namun indah.
Dengan nama Sarasvati (diambil dari asal usul nama terakhirnya, yang berarti dewi pengetahuan, Risa menorehkan warna unik pada industri musik Indonesia. Musik Sarasvati adalah musik pop imajinatif yang gelap namun indah.
Author:
dimasario
Label:
Artikel Media
Senin, 06 Agustus 2012
Seorang kawan lama bernama The Cardigans
Saat nama The Cardigans diumumkan akan datang ke Indonesia untuk konser, yang pertama kali terpikir di benak saya, pasti di konser nanti akan menjadi ajang reuni teman-teman dari jaman SMP hingga kuliah.
Teman-teman yang dulu sama-sama ke toko kaset setiap kali The Cardigans merilis album terbaru. Teman-teman yang dulu sama-sama mengulik kord gitar dari lagu-lagu The Cardigans. Ataupun teman-teman yang terkena virus “Lovefool” dari film Romeo & Juliet.
Dan akan menonton penampilan The Cardigans secara langsung itu juga seperti akan bertemu teman lama. Teman yang kini tidak lagi intens berkomunikasi namun selalu dirindukan untuk bertemu kembali.
Jumat, 03 Agustus 2012
(Mixtape) Medium Rare
Beberapa bulan belakangan, saya agak bosan dengan musik yang saya dengar. Tidak ada sesuatu yang baru yang menyegarkan. Walaupun banyak musik rilisan terbaru yang saya dengar namun tetap saja ada perasaan bosan yang menghinggapi.
Lalu di suatu malam, pacar saya bertanya kepada saya soal J Dilla, produser legendaris dalam dunia Hip Hop. Saya hanya mengetahui J Dilla ini adalah figur yang sangat disegani dalam industri musik. Karya-karyanya terus menjadi perbincangan dan terus didengar walau ia telah wafat pada tahun 2006.
Malam itu, saya jadi mendengarkan beberapa karya J Dilla yang lalu diteruskan mendengarkan karya-karya Hip Hop sejenis dari beberapa grup dan produser lainnya.
Hingga saya lalu terpikir untuk membuat mixtape Hip Hop.
Saat itu, saya seperti mendapatkan kesegaran baru. Mendengar dengan seksama musik yang sebelumnya saya tidak kenal dengan baik. Sebelum ini, saya hanya mengenal Hip Hop sepintas lalu. Musik Hip Hop ini merupakan musik yang saya masih bisa nikmati walaupun bukan dalam kadar menggemari.
Saya sangat menyukai beat-beat Hip Hop yang terkesan mentah namun sangat dinamis. Terlebih jika musik Hip Hop tersebut menyelipkan sample-sample lagu soul yang biasanya datang dari era 60-70an.
Dan inilah, debut mixtape Hip Hop buatan saya. Bisa dikatakan ini sebuah pengantar bagi saya untuk lebih menyelami lebih dalam musik Hip Hop. Kalau ada yang mau merekomendasikan musik-musik Hip Hop lainnya, dengan senang hati saya akan menerimanya.
Saya harap kamu dapat menikmati mendengar mixtape ini seperti saya menikmati saat membuatnya.
Medium Rare
a mixtape by Dimas Ario
01. K15 - Hey Jay
02. J Dilla - Sun In My Face (Instrumental)
03. Black Star-You Already Knew
04. Pharcyde - Runnin' (Instrumental)
05. MF Doom – Doomsday
06. Madvillain feat MED a.k.a Medaphoar – Raid
07. Flying Lotus - Fall in Love
08. Madlib & J Dilla - The Message
09. RJD2 – Run
10. Declaime - Flowers (Instrumental)
11. The Jazzual Suspects - This Beat (Original Mix)
12. A Tribe Called Quest - Find My Way (Instrumental)
13. The Globetraddas – Love
14. Madlib - Funky Blue Note
15. JuSoul - Thank You
16. Quasimoto - The Unseen (Instrumental)
17. J Dilla Feat. Common & D'Angelo - So Far To Go
18. Dela - We Wil All Be Free
19. Slum Village – Players
20. Common - It's Your World (Part 1 and 2)
Author:
dimasario
Label:
Mixtape
Senin, 09 Juli 2012
Lagu Untuk Menulis
Bulan lalu, saya diminta Ardi Wilda untuk menulis lagu-lagu
yang biasa saya dengar saat menulis. Saat itu, sama sekali saya belum terpikir
mau memasukkan lagu apa saja. Karena sejujurnya saya tidak pernah mendengarkan
lagu saat menulis.
Menulis seperti juga menggambar atau berhitung adalah sebuah
kegiatan yang melibatkan kerja otak. Kalau menggambar lebih banyak menggunakan
otak kanan (kreativitas) dan berhitung lebih banyak menggunakan otak kiri
(eksak), menulis ini saya rasa memerlukan kerja dari kedua belah otak.
Otak kiri dibutuhkan agar kita dapat menulis dengan logika
bertutur yang benar hingga tulisan kita terasa rasional. Walaupun tulisan kita
berbentuk fiksi atau dongeng, tetap saja kita masih membutuhkan logika bertutur
yang cakupannya meliputi logika dari segi pengetahuan umum, psikologis hingga
sebab akibat.
Sementara itu, otak kanan dibutuhkan agar kita dapat
berkreasi dalam merangkai kata dan kalimat agar tercipta alur teratur yang
semuanya bermuara agar tulisan kita dapat enak dibaca.
Menulis itu memang tujuannya hanya satu: agar bisa dibaca
dengan nyaman. Bukan untuk pamer intelektualitas atau ajang eksistensi. Kalau
tujuan agar tulisan dapat dibaca dengan nyaman sudah tercapai barulah kita
beranjak ke tujuan menulis lainnya, antara lain, agar tulisan itu dapat
menghibur, memberi pengetahuan baru atau menggugah pembacanya.
Seni Membuat Mixtape
Apakah Anda pernah menerima atau membuat sebuah album
kompilasi lagu dalam bentuk kaset, CD atau kumpulan MP3?
Kompilasi tersebut kerap hadir untuk berbagai maksud
tertentu. Misalnya, mengungkapkan perasaan kepada orang yang dikasihi, atau
teman dalam perjalanan di mobil.
Kumpulan lagu — yang dibuat tanpa tujuan komersial — dikenal
dengan nama mixtape. Karena awalnya, budaya membuat album kompilasi ini muncul saat orang masih
banyak mendengarkan musik lewat medium kaset (tape).
Setelah era kaset mulai berakhir, medium lainnya seperti CD
dan yang terakhir MP3 menjadi pilihan utama dalam membuat mixtape. Namun nama
mixtape tetap bertahan.
Mungkin banyak orang beranggapan membuat mixtape ini sangat
mudah. Hanya mengumpulkan lagu-lagu favorit, diberi sampul album lalu selesai.
Memang pada intinya seperti itu. Namun membuat mixtape yang bagus membutuhkan
keterampilan tersendiri.
Berikut ini beberapa hal yang patut diperhatikan dalam
membuat mixtape:
Author:
dimasario
Label:
Artikel Media
Jumat, 01 Juni 2012
Dampak Batalnya Konser Gaga
Seperti yang telah kita ketahui bersama, akhirnya manajemen Lady Gaga membatalkan konser di Indonesia karena faktor keamanan yang disebabkan oleh desakan pihak kepolisian dan berbagai organisasi masyarakat Islam garis keras yang menolak konser Lady Gaga — karena dianggap dapat merusak moral bangsa.
Kini setelah polemik berakhir, saatnya kita menilai beberapa dampak yang sudah terjadi dan akan terjadi:
Author:
dimasario
Label:
Artikel Media
Kamis, 31 Mei 2012
Sebuah Akhir Dari Awal
Setelah
kebersamaan saya bersama Ballads of the
Cliché selama 9 tahun sejak band ini berdiri dari tahun 2003, hari ini, saya
resmi mengundurkan diri sebagai anggota dan bassist Ballads of the Cliché.
Keputusan ini saya akui tidak mudah dan sudah
saya pertimbangkan dalam waktu lama. Ballads of the Cliché sudah menjadi bagian
keluarga saya tersendiri. Saya mencintai seluruh orang yang terlibat di dalam
Ballads of the Cliché. Namun seperti orang bijak berkata, cinta itu tidak
selalu harus bersama.
Saat ini saya ingin fokus mengerjakan berbagai
hal lain di luar menjadi pemain band. Setiap orang pasti memiliki fase-fase tertentu
dalam hidupnya. Dan bagi saya pribadi, fase saya menjadi musisi telah berakhir
mulai hari ini.
Saya masih akan berada di dunia musik, namun
akan mengerjakan hal lainnya.
Selain Ballads of the Cliché, saya juga sempat
membantu proyek solo kawan baik saya, Risa Saraswati di dalam band Sarasvati
sejak 2010. Dengan ini saya juga secara resmi telah mengundurkan diri sebagai
anggota dan bassist dari Sarasvati.
Terima kasih atas semua pengalaman hebat
selama saya menjadi musisi di Ballads of
the Cliché dan juga Sarasvati. Terima kasih juga saya haturkan dengan tulus
untuk semua pihak baik media, EO dan para pendengar yang selama ini selalu
mendukung saya dan teman-teman di Ballads of the Cliché dan juga Sarasvati.
Sampai kita berjumpa lagi!
Foto di atas diabadikan oleh
Dimas Wisnuwardono pada penampilan terakhir saya bersama Ballads of the Cliché
pada 19 Mei 2012 di Universitas Parahyangan, Bandung yang kebetulan merupakan
almamater saya. Untuk foto-foto Ballads of the Cliché lainnya pada panggung
tersebut silahkan lihat di sini.
Pada penampilan terakhir saya bersama Ballads of the Cliche, saya sempat bernyanyi satu buah lagu yang sudah lama tidak saya bawakan di atas panggung. Dimas Wisnuwardono juga sempat mengabadikan momen tersebut melalui video.
Pada penampilan terakhir saya bersama Ballads of the Cliche, saya sempat bernyanyi satu buah lagu yang sudah lama tidak saya bawakan di atas panggung. Dimas Wisnuwardono juga sempat mengabadikan momen tersebut melalui video.
Jumat, 18 Mei 2012
Lima Lagu Favorit Untuk Teman Menyetir Mobil
Belum lama ini saya diminta oleh kawan saya Aldy Kusumah dari website The Bastards of Young untuk menulis 5 lagu favorit saya di kala menyetir. Sejujurnya, saya tidak terlalu suka menyetir, terutama menyetir dalam durasi panjang. Namun saya menyukai perjalanan darat. Tentunya jika dalam perjalanan darat tersebut saya hanya menjadi penumpang. hehe. Saya selalu menikmati melihat pemandangan di balik mobil disertai oleh lantunan lagu-lagu yang tepat, paling tidak menurut saya.
Dulu saya pernah membuat mixtape khusus untuk roadtrip. Dan saya juga pernah membuat mix untuk nightdrive. Untuk list yang diminta oleh Aldy ini, lagu-lagu paling favorit yang ada di kedua mix sebelumnya, saya gabungkan. Dan keterangan yang saya tulis pada setiap lagu di bawah ini adalah bayangan saya mengenai situasi paling tepat untuk menikmati lagu-lagu tersebut.
Author:
dimasario
Label:
Playlist
Selasa, 08 Mei 2012
Kebisingan Seringai di Ranah Online
Akhir bulan lalu band rock Seringai merilis lagu terbaru mereka “Tragedi” yang dapat didownload gratis di website mereka. Ini sebenarnya hal yang umum dilakukan banyak band zaman sekarang, namun yang terjadi pada Seringai tergolong istimewa.
Pada hari itu, tanggal 26 April 2012, ada 24 ribu download tercatat dalam waktu dua jam. Antusiasme peminat yang tinggi membuat server website — yang bekerjasama dengan agensi Cerahati Digital Media — sempat jebol. Saat itu, banyak orang yang gagal mendownload lagu mereka karena padatnya lalu lintas di website Seringai.
Author:
dimasario
Label:
Artikel Media
Selasa, 01 Mei 2012
Ten Minute Mixtapes Volume 3: Dimas Ario
Partisipasi saya dalam seri Ten Minute Mixtape yang diinisiasi oleh Hasief Ardiasyah, jurnalis musik dari Rolling Stone Indonesia. Di bawah ini ada tulisan dari Hasief mengenai mixtape tersebut yang dimuat di blognya.
Ten Minute Mixtapes Volume 3: Dimas Ario
Ten minutes to make a playlist chosen from songs on my 160GB iPod Classic. That’s the concept behind Ten Minute Mixtapes, in which I get people to make them for me. It’s really simple, all they have to do is browse my iPod’s library and just select the tracks they want. The ten-minute time limit gives it an added adrenaline edge, so they don’t have too much time to think when picking their songs. It’s so easy that I can just ask anyone I find to make one without having to make a prior appointment.
This would be a good example. If you’ve been following the previous two volumes, you’ll know that they were curated on the same night because the people involved just happened to be at the same event. This was the third one of the night, as Dimas Ario was also at the Dheg Dheg Plat vinyl discussion and had dinner afterwards at Lovina with me, David Tarigan, Anto Arief and others.
You may recognise Dimas as the bassist of long-running indie pop stalwarts Ballads Of The Cliche. I remember first seeing them by accident at Warung Apresiasi on Bulungan, probably sometime in 2004. I don’t remember why I was at Warung Apresiasi in the first place, it wasn’t one of my usual hang outs and I wasn’t an avid local gig goer at the time, either.
Author:
dimasario
Label:
Playlist
Senin, 23 April 2012
Wawancara David Tarigan
Wawancara saya dengan David Tarigan ini saya lakukan dalam rangka penulisan artikel untuk Yahoo! Indonesia mengenai Record Store Day. Bagi yang belum mengenal David Tarigan, ia adalah salah satu kolektor musik kelas akut dan juga perpustakaan musik berjalan. Untuk itu jika bertanya kepada David soal musik sudah pasti akan mendapat jawaban panjang dan bernas.
Karena keterbatasan ruang dan setelah melalui proses penyuntingan di redaksi, artikel yang saya tulis berdasarkan hasil wawancara David menjadi cukup ringkas. Beberapa petikan jawaban David ada yang terbuang.
Oleh karena itu, saya post hasil wawancara selengkapnya yang dilakukan via email di sini. Oh iya, sebelumnya David sempat meminta agar wawancara dilakukan secara langsung. Dengan alasan, ia lebih nyaman untuk mengobrol langsung daripada disuruh menulis jawaban. Namun saya menolaknya. Saya terlalu malas untuk menulis transkrip wawancara. Karena sudah pasti jika mewawancarai David secara langsung pasti akan menghasilkan berlembar-lembar transkrip percakapan. hehe
Author:
dimasario
Label:
Wawancara
Sabtu, 21 April 2012
5 Wanita Asia Dalam Dunia Indie Rock
Hari ini tanggal 21 April 2012 dirayakan sebagai hari Kartini dan juga sebagai Record Store Day yang diselenggarakan dari tahun 2007 di setiap minggu ketiga di bulan April.
Hari Kartini identik dengan emansipasi wanita dan Record Store Day adalah perayaan untuk mengembalikan tradisi yang kian hilang, yakni membeli album rilisan fisik di toko rekaman.
Untuk itu, dalam post ini saya menggabungkan kedua perayaan dengan menampilkan 5 wanita Asia yang menjadi pentolan dari berbagai grup band indie rock di Amerika Serikat. Saya juga merekomendasikan album mana dari grup-grup ini yang patut kamu beli di toko rekaman terdekat.
Kazu Makino dari Blonde Redhead
Penampilan fisik Kazu sama sekali tidak menggambarkan nama bandnya. Namun wanita kalahiran Kyoto, Jepang ini sudah mengacak-acak dunia indie rock di Amerika Serikat bersama bandnya dari tahun 1993 hingga kini.
Rekomendasi album: Misery is Butterfly, 23
Selasa, 17 April 2012
Fenomena Musisi yang Bangkit dari Kubur
Minggu lalu, Chrisye muncul kembali ke dunia musik Tanah Air dan menyanyikan lagu terbarunya, Kidung Abadi. Berkat teknologi hologram dan perangkat rekaman yang canggih, Chrisye (yang meninggal dunia 5 tahun lalu) menyanyikan lagu baru yang diciptakan oleh pasangan ayah-anak, Gita dan Erwin Gutawa dari 246 suku kata yang yang pernah dinyanyikan Chrisye sepanjang hidupnya.
Selang seminggu setelah itu, tepatnya pada festival Coachella yang diselenggarakan di California, Amerika Serikat, sosok rapper Tupac yang telah meninggal dunia di tahun 1996 juga kembali dihidupkan. Di panggung, sosok Tupac melalui teknologi hologram yang dibuat dengan sangat presisi oleh perusahaan digital audio, AV Concepts menyapa penonton dan bernyanyi bersama rapper Dr. Dre dan Snoop Dogg.
Author:
dimasario
Label:
Artikel Media
Memilih Lagu Selaras Untuk Pesta Pernikahan
Dalam sebuah pesta pernikahan, lagu-lagu yang mengalun
adalah satu elemen penting yang dapat membentuk suasana pesta. Lagu pernikahan
dapat mewakili kebahagiaan yang memancar dan cinta kasih yang menyelimuti
pasangan pengantin.
Namun kerap kali, karena kedua mempelai dan panitia sudah
terlalu sibuk mengurus perhelatan pernikahan lainnya, urusan musik menjadi
urusan nomor sekian. Walhasil, banyak musik di pesta pernikahan yang terdengar
“nggak nyambung”. Banyak pesta pernikahan yang sudah bagus dari sisi tema dan
dekorasi namun menghadirkan musik yang tidak selaras.
Berikut ini tiga hal yang perlu diperhatikan agar musik di
pesta pernikahan dapat mengalun dengan selaras.
Cari musik pengiring yang tepat dengan tema pesta
Jangan terpaku bahwa pesta pernikahan itu harus menghadirkan
band standar pernikahan — yang hadir dengan formasi lengkap atau minimal dengan
lagu-lagu top 40 yang bisa kita dengar di pesta pernikahan mana pun. Ada
baiknya musik pengiring disesuaikan dengan tema atau dekorasi. Kalau pestanya adat
Jawa misalnya, lebih “nyambung” jika musiknya hanya gending Jawa. Jika mau band
pengiring, band keroncong bisa menjadi pilihan unik.
Tentukan daftar lagu sendiri
Jika Anda tetap ingin menyewa band pernikahan standar,
sebaiknya tentukan sendiri lagu-lagu apa yang akan dibawakan. Pilih lagu-lagu
yang berkesan dengan kehidupan percintaan Anda atau lagu-lagu yang sekiranya
dapat membuat suasana pesta menjadi lebih meriah. Jangan biarkan mereka
membawakan lagu yang bisa didengar di mana pun. Atau jangan sampai lagu-lagu
patah hati mengalun di pesta Anda.
Meniadakan sesi sumbang suara
Salah satu yang dapat mengganggu kesyahduan lagu-lagu yang
mengalun di pesta pernikahan adalah kesempatan bagi tamu untuk menyumbangkan
suara. Masih bagus jika tamu atau anggota keluarga memang mahir menyanyi. Namun
banyak terjadi, mereka itu hanya bermodalkan rasa percaya diri namun tidak
bermodalkan suara yang layak didengar oleh banyak orang. Sesi sumbang suara
berubah jadi sesi suara sumbang.
Anda punya trik sendiri untuk menghadirkan lagu pernikahan
yang selaras? Bagikan di kolom komentar ya.
Artikel saya ini tayang di Yahoo! Indonesia pada tanggal 17 April 2012.
Author:
dimasario
Label:
Artikel Media
Kamis, 05 April 2012
Heksa Warna Efek Rumah Kaca
Semenjak merilis debut album di tahun 2007 hingga kini, band
asal Jakarta, Efek Rumah Kaca (ERK) menjadi salah satu band indie lokal dengan
frekuensi panggung terpadat setiap bulannya.
Trio yang terdiri dari Cholil Mahmud (vokal, gitar), Adrian
Yunan Faisal (vokal latar, bass) dan Akbar Bagus Sudibyo (drum, vokal latar)
selalu laris menjadi penampil utama di banyak kota di Indonesia.
Tak terasa, empat tahun sudah berlalu semenjak terakhir mereka
merilis album kedua, “Kamar Gelap” di tahun 2008. Saat ini ERK tengah
merampungkan proses rekaman untuk album ketiga yang telah dikerjakan sekitar 70
persen. Rencananya album ini hanya akan memuat enam lagu saja.
Author:
dimasario
Label:
Artikel Media
Mencari Permata Musik Tanah Air
Selama ini masyarakat kebanyakan hanya mengenal band dan
musisi dari Jakarta dan Bandung. Padahal banyak band dan musisi yang tidak
kalah bagus di luar dua kota itu yang kerap luput dari perhatian. Mereka bukan
kurang beruntung, tapi hanya kurang publikasi.
Hal itu yang menjadi keresahan Ivan Makhsara. salah seorang pemilik webzine di Medan, Sumatera Utara. Ia menyadari beberapa tahun ke belakang, webzine musik dan radio online tumbuh pesat di beberapa kota di Indonesia. Banyak band dan musisi lokal yang ditampilkan namun jangkauannya masih sebatas di kota dari webzine itu berasal.
Author:
dimasario
Label:
Artikel Media
Architecture in Helsinki: Mereka Bukan dari Skandinavia
Begitu mendengar nama band Architecture in Helsinki mungkin
akan mengira band ini berasal dari Finlandia. Salah. Band ini berasal dari
Melbourne, Australia. Sang vokalis, Cameron Bird, menemukan nama band setelah
menggabungkan kata-kata yang ada dalam secarik surat kabar yang dibacanya.
Band ini terbentuk pada 2000 dan hingga kini sudah merilis
empat album. Architecture in Helsinki dikenal dengan musik indie pop yang unik
dan menyenangkan. Awalnya, mereka punya 8 personel — jadi waktu itu musik
Architecture In Helsinki seperti sebuah simfoni musik pop yang mengasyikkan
dengan berbagai instrumen musik antara lain, gitar, drum, synthesizer analog,
glockenspiel dan aneka instrumen musik tiup logam dan juga kayu.
Album kedua mereka, “In Case We Die” sempat terpilih sebagai
Best New Music di Pitchfork.com. Mereka juga beberapa kali mendapat nominasi
ARIA (Australian Record Industry Association) Awards dan juga telah tur
keliling dunia bersama band senior seperti The Go-Betweens, Death Cab for Cutie
dan Yo La Tengo.
Author:
dimasario
Label:
Artikel Media
Lima Band Dalam Negeri yang Diam-diam Go International
Istilah “go international” kerap keluar dari bibir banyak
penyanyi dan musisi tanah air. Namun tidak banyak yang benar-benar
mewujudkannya. Dalam rangka Hari Musik Nasional yang jatuh tepat hari ini,
tanggal 9 Maret, berikut adalah beberapa grup tanah air yang sudah menorehkan
namanya di kancah musik mancanegara.
Mereka memang tidak sering menghiasi layar televisi nasional
dan musik mereka juga tidak didengar oleh jutaan rakyat Indonesia namun mereka
diam tapi pasti telah mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional.
Selamat hari musik nasional!
Mocca
Dari awal pemunculannya, grup musik asal Bandung ini sudah
menarik publik musik internasional, khususnya Asia Tenggara. Mocca mengawali
perjalanan musical mancanegara mereka di Singapura pada tahun 2005. Saat itu
album debut mereka dirilis album oleh label asal Singapura, Fruits Records.
Setelah itu album Mocca juga dirilis oleh label Malaysia, Jepang dan Korea. Di
Jepang dan Korea inilah, Mocca mendapat basis penggemar yang besar. Tercatat
sudah lima lagu mereka yang menjadi jingle iklan di Korea dan juga tampil dalam
serial televisi di sana.
Author:
dimasario
Label:
Artikel Media
Post 100 Dan Hadiah Mixtape
Ini adalah post saya keseratus di blog ini yang sekarang berumur dua tahun. Selama dua tahun hanya menghasilkan 100 post bukan prestasi yang bagus. Harusnya bisa lebih dari ini. Tapi selalu ada alasan kesibukan pekerjaan, waktu yang tidak ada atau keasyikan menulis di blog mikro (baca: Twitter)
Statistik pengunjung blog menurut beberapa layanan penyedia data cukup baik. Walaupun tidak bisa terbilang hebat. Paling tidak sudah ada pengunjung setia yang kerap datang ke sini walaupun saya tidak rajin ngepost.
Karena saya percaya persentase pengunjung blog ini lebih banyak mengunjungi halaman mixtape dan juga berkenaan dengan post keseratus ini, maka saya ingin merayakannya dengan membagikan mixtape.
Kali ini mixtapenya sengaja tidak menyertakan tracklist. Karena lagu-lagu yang ada di sini rata-rata pasti familiardi telinga banyak orang. Lagu-lagu yang bisa disebut sebagai pop dewasa kontemporer ini adalah lagu-lagu yang dulu populer pada jamannya.
Jadi, tidak perlu saya sertakan tracklist sepertinya juga sudah sangat mudah tertebak, bukan? Silahkan langsung mengunduh mixtape hadiah di sini.
Statistik pengunjung blog menurut beberapa layanan penyedia data cukup baik. Walaupun tidak bisa terbilang hebat. Paling tidak sudah ada pengunjung setia yang kerap datang ke sini walaupun saya tidak rajin ngepost.
Karena saya percaya persentase pengunjung blog ini lebih banyak mengunjungi halaman mixtape dan juga berkenaan dengan post keseratus ini, maka saya ingin merayakannya dengan membagikan mixtape.
Kali ini mixtapenya sengaja tidak menyertakan tracklist. Karena lagu-lagu yang ada di sini rata-rata pasti familiardi telinga banyak orang. Lagu-lagu yang bisa disebut sebagai pop dewasa kontemporer ini adalah lagu-lagu yang dulu populer pada jamannya.
Jadi, tidak perlu saya sertakan tracklist sepertinya juga sudah sangat mudah tertebak, bukan? Silahkan langsung mengunduh mixtape hadiah di sini.
Author:
dimasario
Label:
Mixtape
Kamis, 08 Maret 2012
Lagu-Lagu Terbaru Bulan Ini Dari Lima Album Yang Layak Diantisipasi
Inilah beberapa lagu terbaru dari album-album yang patut diantisipasi dalam bulan ini dan beberapa bulan ke depan.
Klik judul lagu untuk mengunduh.
s / s / s - Museum Day
Sufjan Stevens kembali meneruskan kegemaran terbarunya terhadap musik Hip Hop, setelah terakhir ia muncul dalam album Undun dari band hip hop The Roots dan juga pada remix Bunch 65 untuk lagu "You Are the Blood" Kini ia berkolaborasi dengan rapper asal Chicago, Serengeti dan juga musisi eksperimental Son Lux dalam sebuah grup yang bernama s/ s/ s. Lagu ini adalah lagu pertama yang dirilis dan akan ada dalam ep mereka Bleak & Caw. "Museum Day" menyuguhkan beat-beat elektronik yang banyak muncul dalam album terakhir Sufjan, The Age of Adz ditambah dengan vokal autotune ala Cheer dan rapper T-Pain. Sepertinya gaya vokal autotune ini juga menjadi kegemaran Sufjan terbaru.
Debut ep Bleak & Caw akan dirilis pada 24 Maret 2012.
Rocket Juice and the Moon - Hey Shooter
Ini adalah lagu pertama yang dirilis ke publik dari proyek musikal lainnya dari Damon Albarn yang kali ini bekerjasama dengan bassist Flea dari Red Hot Chilli Peppers dan drummer Tony Allen, yang dikenal sebagai drummer musisi legenda, Fela Kuti. "Hey Shooter" adalah perwujudan terbaik dari Damon, Flea dan Tony saat bermain musik bersama. Penuh ritmis yang membuat badan bergoyang dengan menyusupkan nuansa psikadelik serta funk yang kental. Musik yang rancak tersebut disempurnakan oleh alunan vokal soulful dari Erykah Badu.
Debut album Rocket Juice and the Moon akan dirilis pada 26 Maret 2012.
Klik judul lagu untuk mengunduh.
s / s / s - Museum Day
Sufjan Stevens kembali meneruskan kegemaran terbarunya terhadap musik Hip Hop, setelah terakhir ia muncul dalam album Undun dari band hip hop The Roots dan juga pada remix Bunch 65 untuk lagu "You Are the Blood" Kini ia berkolaborasi dengan rapper asal Chicago, Serengeti dan juga musisi eksperimental Son Lux dalam sebuah grup yang bernama s/ s/ s. Lagu ini adalah lagu pertama yang dirilis dan akan ada dalam ep mereka Bleak & Caw. "Museum Day" menyuguhkan beat-beat elektronik yang banyak muncul dalam album terakhir Sufjan, The Age of Adz ditambah dengan vokal autotune ala Cheer dan rapper T-Pain. Sepertinya gaya vokal autotune ini juga menjadi kegemaran Sufjan terbaru.
Debut ep Bleak & Caw akan dirilis pada 24 Maret 2012.
Rocket Juice and the Moon - Hey Shooter
Ini adalah lagu pertama yang dirilis ke publik dari proyek musikal lainnya dari Damon Albarn yang kali ini bekerjasama dengan bassist Flea dari Red Hot Chilli Peppers dan drummer Tony Allen, yang dikenal sebagai drummer musisi legenda, Fela Kuti. "Hey Shooter" adalah perwujudan terbaik dari Damon, Flea dan Tony saat bermain musik bersama. Penuh ritmis yang membuat badan bergoyang dengan menyusupkan nuansa psikadelik serta funk yang kental. Musik yang rancak tersebut disempurnakan oleh alunan vokal soulful dari Erykah Badu.
Debut album Rocket Juice and the Moon akan dirilis pada 26 Maret 2012.
Author:
dimasario
Label:
Playlist
Video Interaktif dari Chairlift
Duo asal Brooklyn, New York yang dulu terkenal dengan lagu "Bruises" yang ada dalam iklan iPod Nano kemarin merilis sebuah video musik interaktif. Video musik ini untuk lagu mereka yang berjudul "Meet Before" yang ada dalam album teranyar Something yang dirilis akhir Januari 2012.
Rabu, 07 Maret 2012
The Pains of Being Pure at Heart, kuartet dari New York Yang Bersahaja
Belum lama ini saya menulis soal band Inggris, Yuck yang
musiknya terdengar sangat Amerika. Bertolak belakang dengan hal itu, di New
York, Amerika Serikat ada sebuah band yang musiknya terdengar sangat Inggris.
Namanya The Pains of Being Pure at Heart.
Mereka baru saja mengadakan konser di Jakarta pada hari
Jumat (2/3) bertempat di Balai Sarbini, Plaza Semanggi.
The Pains of Being Pure at Heart, yang nama bandnya diambil
dari sebuah buku cerita anak, terbentuk di tahun 2007 di Brooklyn, New York.
Terdiri dari Kip Berman (vokal & gitar), Peggy Wang (keyboard dan vokal),
Alex Naidus (bass) dan Kurt Feldman (drum).
Author:
dimasario
Label:
Artikel Media
Kamis, 01 Maret 2012
The Smiths vs Lana Del Rey - This Charming Video Game (mashup)
Seperti yang sudah banyak diketahui, penyanyi pop flamboyan dan kharismatik asal Inggris, Morrissey akan datang ke Indonesia untuk konser yang akan diselenggarakan pada bulan Mei 2012 mendatang. Tepat hari ini, tiket konser sudah dijual resmi.
Bagi para penggemarnya menyaksikan Morrissey ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Penantian belasan atau puluhan tahun lamanya pada akhirnya akan menuai kebahagiaan di bulan Mei nanti.
Morrissey mengawali karirnya di tahun 1982 sebagai vokalis grup musik The Smiths. Berarti tahun ini tepat 30 tahun sudah karir bermusiknya.
Kebetulan pagi ini, tanpa sengaja saya menemukan sebuah video yang tajuknya, The Smiths vs Lana Del Rey - This Charming Video Game (mashup). Mashup ini dibuat oleh Reborn Identity yang merupakan moniker dari produser musik spesialis mashup bernama Gavin Burrel.
Mashup sendiri adalah sebuah lagu atau komposisi yang menggabungkan dua atau lebih lagu yang berlainan menjadi kesatuan lagu baru.
Rabu, 29 Februari 2012
Nirdeteksi: Senyawa, Duo Eksperimental asal Yogyakarta
Satu lagi grup
musik Indonesia yang namanya kian harum di kancah internasional. Kali ini dari
sebuah grup etnik/eksperimental bernama Senyawa.
Senyawa terbentuk
pada 2010 dan terdiri dari Rully Shabara, yang sebelumnya vokalis band
eksperimental rock Zoo dan juga Wukir Suryadi, seorang musisi etnik/tradisional
asal Malang.
Grup ini dibentuk
secara tidak sengaja. Awalnya Wukir hanya spontan berkolaborasi dengan Rully di
atas panggung dalam sebuah acara yang diadakan oleh label dari Yogyakarta, Yes
No Wave. Mereka tidak pernah mengenal satu sama lain sebelumnya. Dua bulan
setelah penampilan kolaborasi dadakan tersebut, mereka berdua memutuskan untuk
merekam materi karya mereka bersama.
Author:
dimasario
Label:
Nirdeteksi
Selasa, 28 Februari 2012
Jangan menilai buku dari sampulnya. Contoh kasus: Yuck
Meski ungkapan “Jangan menilai buku dari sampulnya” sudah
sering saya dengar, tetap saja aturan itu saya langgar ketika mendapati sampul
album milik band baru bernama Yuck pada awal 2011. Sampul album itu sama sekali
tidak menarik perhatian saya.
Saya juga tidak ingin mendengarkan materi album mereka,
meski band ini mulai dibahas banyak media. Hingga pada pertengahan Februari
2012, saya membaca tulisan tentang penampilan Yuck di festival Laneway di
Singapura. Penampilan mereka dinilai memukau — seperti kesaksian teman saya yang
ada di Laneway. Meski lagunya tak familiar, kata teman saya itu, Yuck sangat
menarik ditonton.
Author:
dimasario
Label:
Artikel Media
Senin, 20 Februari 2012
Kreasi Eksperimental Risky Summerbee & the Honeythief
Kota Yogyakarta dikenal memiliki unsur seni dan budaya yang
kuat dengan beragam seniman penuh bakat yang tersebar di sudut-sudut kota.
Salah satu kelompok seniman Yogyakarta yang patut disimak
adalah grup musik Risky Summerbee & The Honeythief. Mereka terdiri dari
sekumpulan seniman yang bersekutu untuk menghasilkan karya yang menampilkan
rentang musik yang luas dari pop, folk, blues, jazz hingga rock progresif.
Di antara berbagai genre musik tersebut, apa yang menjadi
benang merah dari Risky Summerbee & the Honeythief?
Author:
dimasario
Label:
Artikel Media
Jumat, 17 Februari 2012
Kembali ke 1920 Bersama Hollywood Nobody
Hollywood Nobody
adalah band pop yang terbentuk di Bandung dan dikenal banyak menampilkan nuansa
musik bossanova. Mereka terbentuk di tahun 2005 dan telah merilis album penuh, Everything Happens For A Reason di tahun
2010 melalui FastForward Records - yang
lebih dulu merilis album-album dari Mocca dan juga Homogenic.
Dua tahun setelah dirilisnya album perdana, kini Hollywood Nobody bersama FastForward Records akan menyelenggarakan sebuah konser tunggal yang akan berlangsung esok hari tanggal 18 Februari 2012 nanti di Institut Francais Indonesia (IFI) Bandung.
Konser ini
menjadi penjembatan dari konsep musikal Hollywood Nobody di album pertama
menuju konsep musikal di album kedua. Saat ini Hollywood Nobody memang tengah mempersiapkan
album selanjutnya.
Kamis, 16 Februari 2012
Bius Indah Dari Feist
“Bermain di Indonesia itu seperti berada di dimensi dunia lain, terutama bagi saya yang tinggal di Kanada,” ucap Leslie Feist di tengah konsernya yang berlangsung semalam (15/2) di Fairground, SCBD, Jakarta.
Feist mengaku, sebelum ini tidak pernah terbersit di pikirannya bahwa suatu saat ia dapat bermain di Indonesia, apalagi dengan seluruh penonton yang tanpa henti menyanyikan lagu-lagunya seperti semalam.
Dan seperti yang dibilang Feist, konser semalam memang seperti membawa penonton ke dalam dimensi lain.
Dengan durasi konser dua jam (yang terhitung lama), Feist membius mata dan telinga penonton untuk dapat terus menyimak dengan khidmat 21 lantunan lagu yang dibawakannya.
Author:
dimasario
Label:
Artikel Media
Afternoon Talk; Band Indie Pop Asal Lampng
Dalam industri musik Indonesia, sangat jarang terdengar
kemunculan band-band di luar Jawa dan Bali. Padahal pergerakan musik di sana
juga menggeliat dan hidup. Banyak band berkualitas, namun karena kurang
publikasi hanya dikenal di daerah masing-masing.
Salah satu band di luar Jawa dan Bali yang mulai mendapat
publikasi nasional dan internasional adalah band Afternoon Talk asal Lampung.
Author:
dimasario
Label:
Artikel Media
Rabu, 15 Februari 2012
14 Lagu Cinta Terbaik Indonesia
Berbagai kompilasi lagu cinta yang banyak beredar atau lagu
cinta yang biasa terdengar pada pesta pernikahan pasti sangat jarang memuat
lagu cinta milik musisi atau band negeri ini.
Lagu cinta produksi dalam negeri biasanya tenggelam oleh
lagu cinta populer mancanegara. Padahal produksi dalam negeri ini memiliki
kualitas yang sama baiknya dengan mancanegara. Malah terasa lebih dekat dengan
penggunaan bahasa ibu dalam lagu cinta dalam negeri tersebut.
Maka dari itu dalam ingar-bingar perayaan Valentine ini,
marilah kita simak sejenak 14 lagu cinta terbaik produksi dalam negeri (disusun
berdasarkan tahun rilis).
Author:
dimasario
Label:
Artikel Media
Senin, 13 Februari 2012
Playlist Obama Untuk Amerika
Tampaknya jika
ada julukan presiden paling ‘melek’ internet di dunia, presiden Amerika Serikat
Barack Obama layak mendapatkannya.
Setelah membuat
berbagai akun media sosial mulai dari Facebook, Twitter, Google +, Flickr, Instagram dan Tumblr, kini ia membuat
akun di Spotify, sebuah layanan pemutar musik online dimana selain mendengarkan lagu, kita juga dapat menambah
kawan, membuat playlist hingga
mendapatkan rekomendasi musik.
Pada layanan yang
baru beroperasi di kawasan Amerika Serikat dan Eropa ini, presiden Barack Obama
merangkai sebuah playlist yang bertajuk 2012
Campaign Playlist. Playlist ini diumumkan pada publik
melalui akun
Twitternya.
Author:
dimasario
Label:
Playlist
Kamis, 09 Februari 2012
Eddie dan Alex Van Halen Mengaku Berdarah Indonesia
Karena hubungan politik, perdagangan, dan budaya yang
berlangsung selama 300 tahun, banyak warga Belanda yang memiliki darah campuran
Indonesia. Menurut Wikipedia,
diperkirakan sekitar 500 ribu orang di Belanda saat ini adalah keturunan
Indonesia dan sudah menjadi kelompok minoritas terbesar di sana.
Sebagian warga Belanda keturunan Indonesia kebetulan
memiliki profesi yang membuat nama mereka populer. Di dunia musik , ada
Michelle Branch yang memiliki darah Indonesia dari ibunya. Beberapa pemain
sepak bola terkenal seperti Robin van Persie dan Giovanni van Bronckhorst juga merupakan keturunan Indonesia.
Dan belum lama ini, dua bersaudara dari grup musik
legendaris Van Halen — yakni Eddie dan Alex — dalam sebuah sesi wawancara
mereka mengaku bahwa ibunya merupakan orang Indonesia.
Fakta ini sebenarnya sudah banyak diketahui publik (bahkan
artikel mengenai Eddie Van Halen di Wikipedia juga sudah mencantumkannya).
Namun baru kali Eddie dan juga Alex berbicara langsung soal keturunan
Indonesianya itu.
Author:
dimasario
Label:
Artikel Media
Rabu, 08 Februari 2012
Apparatjik Ajak Penggemar Jadi Produser Album
Supergrup Apparatjik datang kembali di tahun 2012 ini
setelah pemunculan perdana mereka di tahun 2010. Supergrup ini terdiri dari
Magne Furuholmen (A-Ha), Guy Berryman (Coldplay), Jonas Bjerre (MEW) dan
producer Martin Terefe.
Tanggal 21 Februari 2012 sudah ditetapkan sebagai tanggal
resmi untuk peluncuran album kedua mereka yang berjudul “Square Peg In A Round
Hole”.
Author:
dimasario
Label:
Artikel Media
Kamis, 02 Februari 2012
Kowawa!
Kowawa. Sebuah kata tak bermakna yang baru-baru ini ramai diperbincangkan dalam ranah Twitter. Kalau ada kata baru seperti ini memang sebaiknya tidak perlu dipikirkan dalam-dalam apa maknanya. Toh kata itu muncul berawal dari keisengan dan kesenangan belaka.
Dan karena keisengan serta kesenangan juga akhirnya saya menyempatkan membuat mix Kowawa ini. Inilah hasil interpretasi saya terhadap Kowawa. Dari awal saya mendengar kata tersebut saya selalu membayangkan nuasa ceria, lugu dan berbagai unsur khas dari lagu-lagu indiepop.
Maka dari itu, inilah beberapa kumpulan lagu-lagu indiepop yang menurut saya paling baik dalam menerjemahkan Kowawa dalam untaian nada.
Kowawa!
Dan karena keisengan serta kesenangan juga akhirnya saya menyempatkan membuat mix Kowawa ini. Inilah hasil interpretasi saya terhadap Kowawa. Dari awal saya mendengar kata tersebut saya selalu membayangkan nuasa ceria, lugu dan berbagai unsur khas dari lagu-lagu indiepop.
Maka dari itu, inilah beberapa kumpulan lagu-lagu indiepop yang menurut saya paling baik dalam menerjemahkan Kowawa dalam untaian nada.
Kowawa!
Author:
dimasario
Label:
Playlist
Selasa, 31 Januari 2012
Renjana, sebuah mixtape
Sepanjang sejarah musik populer Indonesia, era yang jarang atau sedikit sekali mendapat publikasi adalah era 50an. Padahal di era 50an tidak sedikit penyanyi dan musisi mumpuni yang posisinya tidak dapat tergantikan hingga sekarang.
Mengapa musik Indonesia era 50an yang sebenarnya menyimpan harta tak ternilai kerap terlewat begitu saja oleh banyak orang? Jawabannya klise: pendokumentasian yang buruk. Sebuah kisah nyata bangsa ini. Contohnya, mulai dari master rekaman yang sudah tidak jelas keberadaannya hingga tidak lengkapnya data-data penerbitan dari sebuah album rekaman.
Sebenarnya dokumentasi industri musik Indonesia pada era-era selanjutnya juga tidak lebih baik. Namun era 50an ini yang dokumentasinya paling memprihatikan.
Author:
dimasario
Label:
Mixtape