Kreasi Eksperimental Risky Summerbee & the Honeythief

Kota Yogyakarta dikenal memiliki unsur seni dan budaya yang kuat dengan beragam seniman penuh bakat yang tersebar di sudut-sudut kota.



Salah satu kelompok seniman Yogyakarta yang patut disimak adalah grup musik Risky Summerbee & The Honeythief. Mereka terdiri dari sekumpulan seniman yang bersekutu untuk menghasilkan karya yang menampilkan rentang musik yang luas dari pop, folk, blues, jazz hingga rock progresif.

Di antara berbagai genre musik tersebut, apa yang menjadi benang merah dari Risky Summerbee & the Honeythief?

“Kami kelompok eksperimental. Bukan dalam pengertian genre tapi dalam proses kreasi,” kata Risky, vokalis yang juga menjadi pemimpin band ini.

Bereksperimen. Inilah yang menjadi roda dari grup musik ini. Mereka selalu haus akan sesuatu yang baru. Untuk itu, mereka terus bereksperimen demi menghasilkan karya-karya yang segar.

Eksperimen yang mereka lakukan kerap melintasi ranah musik. Contohnya di tahun 2008 mereka berkolaborasi dengan dalang Slamet Gundono dalam “Memoirs of Gandari.” Lalu mereka terlibat dalam pentas teater dengan sutradara asal Belanda, Corrina Manara dalam adaptasi karya Anton Chekov “The Seagull”.

Selain itu, Risky Summerbee & The Honeythief  juga pernah terlibat dalam pementasan kontemporer Teater Garasi “Je.ja.l.an” dan juga berkolaborasi dengan Ruang Rupa dalam eksposisi musik dan visual "I Walk The Urban Streets”.

Berbagai eksperimen musikal itu juga memperlihatkan kepekaan dalam berkolaborasi.

Setelah meluncurkan album perdana di tahun 2009 dan sebuah mini album di tahun 2011, kini mereka merilis sebuah lagu baru yang bisa dikatakan sebagai bocoran album mereka selanjutnya.

Di lagu baru yang bertajuk “Day Elapsed”, Risky Summerbee & The Honeythief kembali berkolaborasi. Kali ini dengan biduan Yogyakarta, Frau.

“Day Elapsed” adalah sebuah lagu pop balada yang manis yang menyuguhkan kisah cinta yang tak lekang waktu. Lagu ini meniupkan napas nostalgia dari musik pop di era 90an.

Dalam rangka dirilisnya lagu baru ini, saya berbincang sejenak dengan vokalis Risky.

Bisa bercerita sedikit mengenai lagu baru ini?

Lagu “Days Elapsed” sebenarnya sudah terhitung lama. Terhitung sudah tiga atau empat kali dipentaskan sejak akhir 2009. Baru pertengahan tahun 2011 kemarin akhirnya sempat direkam.

Pada awalnya itu lagu itu merupakan kerja kolaboratif. Doni Kurniawan memainkan beberapa riff dari keyboard lalu aku meresponnya dengan nada vokal. Erwin Zubiyan kemudian juga meresponnya. Nadya Hatta punya kontribusi sebagai pencipta intro dan outro, yang kemudian pada rekaman maupun live dimainkan oleh Frau.

Ada musik tertentu menjadi rujukan saat proses penciptaan lagu ini?

Sewaktu membuatnya kami tidak sedang merencanakan untuk merujuk pada musik tertentu. Walau memang semua orang di band sepakat bahwa lagu ini memiliki bunyi lama seperti lagu balada di era 80-90an.

Seingatku yang menjadi pembicaraan sewaktu menciptakan lagu ini adalah bagaimana menurunkan tensi setiap personil untuk tidak menjadi “besar” dan menarik rem nafsu untuk mencari-cari yang tidak perlu. Yah, isunya adalah kesederhanaan, maka dalam “Days Elapsed” semua personel mencoba menakar porsinya masing masing.

Alasan memilih Frau untuk lagu ini?

Tidak ada alasan yang jelas mengapa memilih Frau kecuali kita sepakat lagu “Days Elapsed” menyiratkan untuk duet dengan vokalis perempuan. Karena Jogja kota kecil atau karena usia pergaulan yang sudah sedemikian rupa, maka saya mengajak Frau. Masuklah lagu itu ke dalam konser dengan menghadirkan Frau. Dan dari situ tidak ada rencana untuk mengubah pilihan. Frau tahu persis bagaimana kita dalam keseharian, kami juga tahu Frau siapa. Bukan orang baru di antara kami.

Katanya ini hanya cuplikan album. Albumnya sendiri berarti akan rilis dalam waktu dekat?

Secara konsekuensi ini adalah cuplikan. Untuk album berikutnya kami berkolaborasi dengan seniman rupa Wedhar Riyadi. Dia yang membuat iluminasi dalam bentuk artwork — tidak hanya sampul album tapi juga mungkin di berbagai aspek lainnya pada album. Ini yang membuat pengerjaan album baru prosesnya cukup lama.

Untuk menyiasati jeda yang cukup lama itu, kami memutuskan untuk merilis lagu ke publik tepat di Hari Valentine. Untuk album selanjutnya, kami tetap bekerja untuk menyelesaikannya, tapi tidak terburu-buru.

Berbicara soal album selanjutnya, apa saja kira-kira yang akan kalian tampilkan?

Untuk album berikutnya materinya juga beragam. Tidak hanya pop balada seperti “Days Elapsed” tapi banyak bentuk tutur lainnya. Yang menjadikannya lama juga adalah keterlibatan tulisan dan rupa di sini. Wedhar Riyadi di ranah rupa dan banyak penulis di kumpulan esai-nya. Doakan semoga “jadi”, dalam pengertian yang bukan melulu fisik.



(Doni Kurniawan, Nadya Hatta, Risky Summerbee, Erwin Zubiyan)

Direkam di Pengerat Studio oleh

Risky Summerbee – Vokal
Doni Kurniawan – Bas
Erwin Zubiyan – Gitar
Exon Baruna Wijaya – Drum
Widhiasmoro Risang – Keyboard
Frau – Piano & Vokal

Tata suara oleh Yennu Ariendra di Studio Teater Garasi



Artikel ini tayang di Yahoo! Indonesia pada tanggal 20 Februari 2012

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day #11: The Like In I Love You

Lampau: Ulasan Album Centralismo - SORE

Enam Lagu Yang Mendefinisikan Paloh Pop