Copyright © 2010-2013
Kamis, 27 Desember 2012

Dimas Ario's Favorite Songs of 2012 (Part Two)

Ini adalah bagian kedua dari seri lagu-lagu rilisan 2012 terfavorit. Setelah 12 lagu dari musisi mancanegara, sekarang ini saya mau berbagi 12 lagu dari musisi tanah air yang kerap saya putar sepanjang 2012.

Kebanyakan dari lagu-lagu ini adalah single dan belum memiliki album. Beberapanya malah versi demo yang saya temui di Soundcloud. Berbicara mengenai Soundcloud, saya kini sangat menikmati browsing lagu di Soundcloud, terutama mencari band-band lokal yang berpotensi.

Kegemaran saya mencari band-band lokal berpotensi adalah sebuah kegemaran yang telah saya lakukan sejak tahun 2007. Awalnya gara-gara tuntutan pekerjaan terdahulu yang mengharuskan saya mencari talenta-talenta baru yang belum banyak mendapat sorotan. Namun akhirnya, kegiatan pencarian ini berlanjut dan menjadi kegiatan rutin yang saya lakukan hingga kini, walaupun pekerjaan saya saat ini tidak lagi menuntut hal tersebut.
Senin, 24 Desember 2012

Dimas Ario's Christmas Mix 2012


"Membuat mix Natal tahunan yang kelima = udah mulai bingung lagu Natal favorit mana yang belum dan mau dimasukkan"

Itulah tweet saya beberapa hari lalu saat sedang membuat mix Natal tahun ini. Membuat mix Natal selalu menjadi rutinitas akhir tahun yang menyenangkan. Sama menyenangkannya dengan membuat mix lagu-lagu rilisan terbaru yang didengar sepanjang tahun.

Namun yang membedakannya, kalau lagu-lagu rilisan terbaru pasti berubah-rubah tiap tahunnya, sementara lagu-lagu Natal tidak terlalu banyak pilihan yang baru setiap tahunnya. Biasanya lagunya sama namun didaur ulang oleh banyak penyanyi atau grup musik. Atau ada juga beberapa grup musik atau penyanyi yang memang secara khusus membuat lagu Natal karya mereka sendiri. Namun yang seperti ini jumlahnya sedikit setiap tahunnya.

Jadi cukup wajar jika tahun ini yang telah memasuki tahun kelima saya membuat mix Natal, saya jadi semakin sulit memilih lagu mana yang akan masuk dalam mix. Lagu-lagu yang saya masukkan tentunya harus saya sukai. Harus saya dengarkan dulu beberapa kali. Jika ada lagu Natal yang tidak terdengar enak setelah beberapa kali putaran atau terasa tidak sesuai dengan mood keseluruhan mix, pastinya akan saya buang dari list.
Jumat, 21 Desember 2012

Dimas Ario's Favorite Songs of 2012 (Part One)

Akhir tahun selalu menjadi momen untuk kembali napak tilas dari apa yang sudah dilakukan sepanjang tahun. Apa yang sudah kita lalui, kita capai atau kita tinggalkan terkadang masing-masing memiliki penanda tertentu yang dapat kita kenang di masa depan.

Bagi banyak orang, penanda tersebut adalah lagu. Lagu yang menjadi soundtrack untuk berbagai hal yang terjadi sepanjang tahun. Seperti tahun lalu, saya tidak lagi banyak mendengarkan album musik. Hanya beberapa album yang saya dengarkan intens. Sisanya, saya lebih memilih mendengarkan banyak lagu.

12 lagu yang kesemuanya rilisan 2012 di bawah ini yang saya dengarkan sepanjang tahun, menemani kisah-kisah baik suka maupun duka di 2012 yang bagi saya pribadi merupakan tahun yang penuh liku, naik dan turun. Tentunya ada banyak lagu lain yang saya dengar di tahun ini namun tidak saya masukkan dalam list ini karena bukan rilisan 2012 dan juga mungkin karena terlalu personal.
Sabtu, 06 Oktober 2012

Lagu & Momen: #1 Harlan Boer

Seringkali lagu tertentu dapat mengingatkan pada sebuah momen yang spesifik. Momen yang memang terjadi dalam hidup kita ataupun momen ideal yang dirasa tepat untuk lagu tersebut berkumandang.

Lagu dan momen memang akan selalu saling terkait. Sebuah lagu dapat menggambarkan suatu momen tertentu. Begitu pula, suatu momen juga dapat digambarkan oleh sebuah lagu.

Untuk itu dalam rubrik ini, saya ingin berbagi momen dan lagu dari beberapa orang yang saya pilih. Saya mengajukan beberapa pertanyaan mengenai momen-momen spesifik lalu orang yang saya pilih akan menjawabnya dengan lagu-lagu.

Pada edisi perdana ini, saya meminta Harlan Boer atau yang akrab dipanggil Bin yang merupakan seorang penulis, musisi dan tokoh yang cukup berpengaruh di scene independent Jakarta sejak tahun 90an hingga kini. 




Jumat, 17 Agustus 2012

5 Lagu Nasionalisme Masa Kini


Kesuksesan lagu “Bendera” dari Cokelat di tahun 2002 yang hingga kini kerap diputar di berbagai perayaan nasional dari tingkat negara hingga RT/RW, menyadarkan kita bahwa lagu populer dengan muatan nasionalisme ternyata juga dapat diterima oleh masyarakat luas.

Setelah “Bendera”, beberapa musisi tanah air juga turut menciptakan lagu-lagu sejenis dengan lirik-lirik positif yang mengajak pendengar untuk tetap mengorbarkan semangat dan cinta tanah air. Berikut ini adalah lima contohnya.
Kamis, 16 Agustus 2012

Band dan Musisi yang Tak Memainkan Lagu Hits


“Hanya ada satu lagu dari tahun 1800-an yang akan dimainkan, yaitu ‘Lovefool’”, kata Magnus Sveningsson bassist dari The Cardigans saat konferensi pers sebelum konser hari Selasa kemarin.


Pernyataan Magnus tersebut ternyata tidak terbukti benar karena The Cardigans pada konser di Indonesia juga memainkan lagu “Rise & Shine” (atas permintaan penggemar) yang merupakan single debut dari album pertama band asal Swedia itu.

Tetapi selain dua lagu itu, The Cardigans memang tidak menyertakan banyak lagu hits mereka. Para penggemar yang datang ke konser dan berharap dapat bernyanyi bersama lagu-lagu hits The Cardigans harus menerima kenyataan bahwa The Cardigans memang tidak lagi memainkan lagu-lagu hits mereka khususnya dari album-album awal.

The Cardigans bukan satu-satunya band/musisi yang tidak mau memainkan lagu-lagu hits. Yang paling terkenal melakukan hal itu adalah Radiohead menolak membawakan lagu hits di periode awal karir mereka pada setiap konser dalam 10 tahun terakhir. Jadi jika suatu saat Radiohead datang untuk konser di Indonesia, jangan berharap mereka akan memainkan “Creep” atau “Karma Police”.
Selasa, 07 Agustus 2012

Kegelapan Yang Indah dari Sarasvati

Tidak banyak vokalis yang tetap sukses saat mereka memutuskan keluar dari bandnya. Namun yang terjadi pada Risa Saraswati adalah sebaliknya. Saat ia tidak lagi menjadi vokalis dalam band elektronik pop Homogenic dan menjadi penyanyi solo, karier bermusiknya malah lebih bersinar.



Dengan nama Sarasvati (diambil dari asal usul nama terakhirnya, yang berarti dewi pengetahuan, Risa menorehkan warna unik pada industri musik Indonesia. Musik Sarasvati adalah musik pop imajinatif yang gelap namun indah.
Senin, 06 Agustus 2012

Seorang kawan lama bernama The Cardigans


Saat nama The Cardigans diumumkan akan datang ke Indonesia untuk konser, yang pertama kali terpikir di benak saya, pasti di konser nanti akan menjadi ajang reuni teman-teman dari jaman SMP hingga kuliah. 

Teman-teman yang dulu sama-sama ke toko kaset setiap kali The Cardigans merilis album terbaru. Teman-teman yang dulu sama-sama mengulik kord gitar dari lagu-lagu The Cardigans. Ataupun teman-teman yang terkena virus “Lovefool” dari film Romeo & Juliet.



Dan akan menonton penampilan The Cardigans secara langsung itu juga seperti akan bertemu teman lama. Teman yang kini tidak lagi intens berkomunikasi namun selalu dirindukan untuk bertemu kembali.

Jumat, 03 Agustus 2012

(Mixtape) Medium Rare

Beberapa bulan belakangan, saya agak bosan dengan musik yang saya dengar. Tidak ada sesuatu yang baru yang menyegarkan. Walaupun banyak musik rilisan terbaru yang saya dengar namun tetap saja ada perasaan bosan yang menghinggapi.

Lalu di suatu malam, pacar saya bertanya kepada saya soal J Dilla, produser legendaris dalam dunia Hip Hop.  Saya hanya mengetahui J Dilla ini adalah figur yang sangat disegani dalam industri musik. Karya-karyanya terus menjadi perbincangan dan terus didengar walau ia telah wafat pada tahun 2006. 

Malam itu, saya jadi mendengarkan beberapa karya J Dilla yang lalu diteruskan mendengarkan karya-karya Hip Hop sejenis dari beberapa grup dan produser lainnya.

Hingga saya lalu terpikir untuk membuat mixtape Hip Hop.

Saat itu, saya seperti mendapatkan kesegaran baru. Mendengar dengan seksama musik yang sebelumnya saya tidak kenal dengan baik. Sebelum ini, saya hanya mengenal Hip Hop sepintas lalu. Musik Hip Hop ini merupakan musik yang saya masih bisa nikmati walaupun bukan dalam kadar menggemari.

Saya sangat menyukai beat-beat Hip Hop yang terkesan mentah namun sangat dinamis. Terlebih jika musik Hip Hop tersebut menyelipkan sample-sample lagu soul yang biasanya datang dari era 60-70an.

Dan inilah, debut mixtape Hip Hop buatan saya. Bisa dikatakan ini sebuah pengantar bagi saya untuk lebih menyelami lebih dalam musik Hip Hop. Kalau ada yang mau merekomendasikan musik-musik Hip Hop lainnya, dengan senang hati saya akan menerimanya. 

Saya harap kamu dapat menikmati mendengar mixtape ini seperti saya menikmati saat membuatnya.


Medium Rare
a mixtape by Dimas Ario



01. K15 - Hey Jay
02. J Dilla - Sun In My Face (Instrumental)
03. Black Star-You Already Knew
04. Pharcyde - Runnin' (Instrumental)
05. MF Doom – Doomsday
06. Madvillain feat MED a.k.a Medaphoar – Raid
07. Flying Lotus - Fall in Love
08. Madlib & J Dilla - The Message
09. RJD2 – Run
10. Declaime - Flowers (Instrumental)
11. The Jazzual Suspects - This Beat (Original Mix)
12. A Tribe Called Quest - Find My Way (Instrumental)
13. The Globetraddas – Love
14. Madlib - Funky Blue Note
15. JuSoul - Thank You
16. Quasimoto - The Unseen (Instrumental)
17. J Dilla  Feat. Common & D'Angelo - So Far To Go
18. Dela - We Wil All Be Free
19. Slum Village – Players
20. Common - It's Your World (Part 1 and 2)



Senin, 09 Juli 2012

Lagu Untuk Menulis



Bulan lalu, saya diminta Ardi Wilda untuk menulis lagu-lagu yang biasa saya dengar saat menulis. Saat itu, sama sekali saya belum terpikir mau memasukkan lagu apa saja. Karena sejujurnya saya tidak pernah mendengarkan lagu saat menulis.

Menulis seperti juga menggambar atau berhitung adalah sebuah kegiatan yang melibatkan kerja otak. Kalau menggambar lebih banyak menggunakan otak kanan (kreativitas) dan berhitung lebih banyak menggunakan otak kiri (eksak), menulis ini saya rasa memerlukan kerja dari kedua belah otak.

Otak kiri dibutuhkan agar kita dapat menulis dengan logika bertutur yang benar hingga tulisan kita terasa rasional. Walaupun tulisan kita berbentuk fiksi atau dongeng, tetap saja kita masih membutuhkan logika bertutur yang cakupannya meliputi logika dari segi pengetahuan umum, psikologis hingga sebab akibat.

Sementara itu, otak kanan dibutuhkan agar kita dapat berkreasi dalam merangkai kata dan kalimat agar tercipta alur teratur yang semuanya bermuara agar tulisan kita dapat enak dibaca.

Menulis itu memang tujuannya hanya satu: agar bisa dibaca dengan nyaman. Bukan untuk pamer intelektualitas atau ajang eksistensi. Kalau tujuan agar tulisan dapat dibaca dengan nyaman sudah tercapai barulah kita beranjak ke tujuan menulis lainnya, antara lain, agar tulisan itu dapat menghibur, memberi pengetahuan baru atau menggugah pembacanya.

Seni Membuat Mixtape


Apakah Anda pernah menerima atau membuat sebuah album kompilasi lagu dalam bentuk kaset, CD atau kumpulan MP3?

Kompilasi tersebut kerap hadir untuk berbagai maksud tertentu. Misalnya, mengungkapkan perasaan kepada orang yang dikasihi, atau teman dalam perjalanan di mobil.

Kumpulan lagu — yang dibuat tanpa tujuan komersial — dikenal dengan nama mixtape. Karena awalnya, budaya membuat  album kompilasi ini muncul saat orang masih banyak mendengarkan musik lewat medium kaset (tape).


Setelah era kaset mulai berakhir, medium lainnya seperti CD dan yang terakhir MP3 menjadi pilihan utama dalam membuat mixtape. Namun nama mixtape tetap bertahan.

Mungkin banyak orang beranggapan membuat mixtape ini sangat mudah. Hanya mengumpulkan lagu-lagu favorit, diberi sampul album lalu selesai. Memang pada intinya seperti itu. Namun membuat mixtape yang bagus membutuhkan keterampilan tersendiri.

Berikut ini beberapa hal yang patut diperhatikan dalam membuat mixtape:         
Jumat, 01 Juni 2012

Dampak Batalnya Konser Gaga



Seperti yang telah kita ketahui bersama, akhirnya manajemen Lady Gaga membatalkan konser di Indonesia karena faktor keamanan yang disebabkan oleh desakan pihak kepolisian dan berbagai organisasi masyarakat Islam garis keras yang menolak konser Lady Gaga — karena dianggap dapat merusak moral bangsa.

Kini setelah polemik berakhir, saatnya kita menilai beberapa dampak yang sudah terjadi dan akan terjadi:
Kamis, 31 Mei 2012

Sebuah Akhir Dari Awal



Setelah kebersamaan saya bersama  Ballads of the Cliché selama 9 tahun sejak band ini berdiri dari tahun 2003, hari ini, saya resmi mengundurkan diri sebagai anggota dan bassist Ballads of the Cliché.

Keputusan ini saya akui tidak mudah dan sudah saya pertimbangkan dalam waktu lama. Ballads of the Cliché sudah menjadi bagian keluarga saya tersendiri. Saya mencintai seluruh orang yang terlibat di dalam Ballads of the Cliché. Namun seperti orang bijak berkata, cinta itu tidak selalu harus bersama.

Saat ini saya ingin fokus mengerjakan berbagai hal lain di luar menjadi pemain band. Setiap orang pasti memiliki fase-fase tertentu dalam hidupnya. Dan bagi saya pribadi, fase saya menjadi musisi telah berakhir mulai hari ini.

Saya masih akan berada di dunia musik, namun akan mengerjakan hal lainnya.

Selain Ballads of the Cliché, saya juga sempat membantu proyek solo kawan baik saya, Risa Saraswati di dalam band Sarasvati sejak 2010. Dengan ini saya juga secara resmi telah mengundurkan diri sebagai anggota dan bassist dari Sarasvati.

Terima kasih atas semua pengalaman hebat selama saya menjadi musisi di  Ballads of the Cliché dan juga Sarasvati. Terima kasih juga saya haturkan dengan tulus untuk semua pihak baik media, EO dan para pendengar yang selama ini selalu mendukung saya dan teman-teman di Ballads of the Cliché dan juga Sarasvati.

 Sampai kita berjumpa lagi!




Foto di atas diabadikan oleh Dimas Wisnuwardono pada penampilan terakhir saya bersama Ballads of the Cliché pada 19 Mei 2012 di Universitas Parahyangan, Bandung yang kebetulan merupakan almamater saya. Untuk foto-foto Ballads of the Cliché lainnya pada panggung tersebut silahkan lihat di sini

Pada penampilan terakhir saya bersama Ballads of the Cliche, saya sempat bernyanyi satu buah lagu yang sudah lama tidak saya bawakan di atas panggung. Dimas Wisnuwardono juga sempat mengabadikan momen tersebut melalui video.
Jumat, 18 Mei 2012

Lima Lagu Favorit Untuk Teman Menyetir Mobil

Belum lama ini saya diminta oleh kawan saya Aldy Kusumah dari website The Bastards of Young untuk menulis 5 lagu favorit saya di kala menyetir. Sejujurnya, saya tidak terlalu suka menyetir, terutama menyetir dalam durasi panjang. Namun saya menyukai perjalanan darat. Tentunya jika dalam perjalanan darat tersebut saya hanya menjadi penumpang. hehe. Saya selalu menikmati melihat pemandangan di balik mobil disertai oleh lantunan lagu-lagu yang tepat, paling tidak menurut saya.

Dulu saya pernah membuat mixtape khusus untuk roadtrip. Dan saya juga pernah membuat mix untuk nightdrive. Untuk list yang diminta oleh Aldy ini, lagu-lagu paling favorit yang ada di kedua mix sebelumnya, saya gabungkan. Dan keterangan yang saya tulis pada setiap lagu di bawah ini adalah bayangan saya mengenai situasi paling tepat untuk menikmati lagu-lagu tersebut.

Selasa, 08 Mei 2012

Kebisingan Seringai di Ranah Online


Akhir bulan lalu band rock Seringai merilis lagu terbaru mereka “Tragedi” yang dapat didownload gratis di website mereka. Ini sebenarnya hal yang umum dilakukan banyak band zaman sekarang, namun yang terjadi pada Seringai tergolong istimewa.

Pada hari itu, tanggal 26 April 2012, ada 24 ribu download tercatat dalam waktu dua jam. Antusiasme peminat yang tinggi membuat server website — yang bekerjasama dengan agensi Cerahati Digital Media — sempat jebol. Saat itu, banyak orang yang gagal mendownload lagu mereka karena padatnya lalu lintas di website Seringai.
Selasa, 01 Mei 2012

Ten Minute Mixtapes Volume 3: Dimas Ario


Partisipasi saya dalam seri Ten Minute Mixtape yang diinisiasi oleh Hasief Ardiasyah, jurnalis musik dari Rolling Stone Indonesia. Di bawah ini ada tulisan dari Hasief mengenai mixtape tersebut yang dimuat di blognya.

Ten Minute Mixtapes Volume 3: Dimas Ario

Ten minutes to make a playlist chosen from songs on my 160GB iPod Classic. That’s the concept behind Ten Minute Mixtapes, in which I get people to make them for me. It’s really simple, all they have to do is browse my iPod’s library and just select the tracks they want. The ten-minute time limit gives it an added adrenaline edge, so they don’t have too much time to think when picking their songs. It’s so easy that I can just ask anyone I find to make one without having to make a prior appointment.

This would be a good example. If you’ve been following the previous two volumes, you’ll know that they were curated on the same night because the people involved just happened to be at the same event. This was the third one of the night, as Dimas Ario was also at the Dheg Dheg Plat vinyl discussion and had dinner afterwards at Lovina with me, David Tarigan, Anto Arief and others.

You may recognise Dimas as the bassist of long-running indie pop stalwarts Ballads Of The Cliche. I remember first seeing them by accident at Warung Apresiasi on Bulungan, probably sometime in 2004. I don’t remember why I was at Warung Apresiasi in the first place, it wasn’t one of my usual hang outs and I wasn’t an avid local gig goer at the time, either.
Senin, 23 April 2012

Wawancara David Tarigan

Wawancara saya dengan David Tarigan ini saya lakukan dalam rangka penulisan artikel untuk Yahoo! Indonesia mengenai Record Store Day. Bagi yang belum mengenal David Tarigan, ia adalah salah satu kolektor musik kelas akut dan juga perpustakaan musik berjalan. Untuk itu jika bertanya kepada David soal musik sudah pasti akan mendapat jawaban panjang dan bernas. 

Karena keterbatasan ruang dan setelah melalui proses penyuntingan di redaksi, artikel yang saya tulis berdasarkan hasil wawancara David menjadi cukup ringkas. Beberapa petikan jawaban David ada yang terbuang. 

Oleh karena itu, saya post hasil wawancara selengkapnya yang dilakukan via email di sini. Oh iya, sebelumnya David sempat meminta agar wawancara dilakukan secara langsung. Dengan alasan, ia lebih nyaman untuk mengobrol langsung daripada disuruh menulis jawaban. Namun saya menolaknya. Saya terlalu malas untuk menulis transkrip wawancara. Karena sudah pasti jika mewawancarai David secara langsung pasti akan menghasilkan berlembar-lembar transkrip percakapan. hehe


Sabtu, 21 April 2012

5 Wanita Asia Dalam Dunia Indie Rock


Hari ini tanggal 21 April 2012 dirayakan sebagai hari Kartini dan juga sebagai Record Store Day yang diselenggarakan dari tahun 2007 di  setiap minggu ketiga di bulan April.

Hari Kartini identik dengan emansipasi wanita dan Record Store Day adalah perayaan untuk mengembalikan tradisi yang kian hilang, yakni membeli album rilisan fisik di toko rekaman. 

Untuk itu, dalam post ini saya menggabungkan kedua perayaan dengan menampilkan 5 wanita Asia yang menjadi pentolan dari berbagai grup band indie rock di Amerika Serikat. Saya juga merekomendasikan album mana dari grup-grup ini yang patut kamu beli di toko rekaman terdekat.


Kazu Makino dari Blonde Redhead



Penampilan fisik Kazu sama sekali tidak menggambarkan nama bandnya. Namun wanita kalahiran Kyoto, Jepang ini sudah mengacak-acak dunia indie rock di Amerika Serikat bersama bandnya dari tahun 1993 hingga kini.

Rekomendasi album: Misery is Butterfly, 23


Selasa, 17 April 2012

Fenomena Musisi yang Bangkit dari Kubur


Minggu lalu, Chrisye muncul kembali ke dunia musik Tanah Air dan menyanyikan lagu terbarunya, Kidung Abadi. Berkat teknologi hologram dan perangkat rekaman yang canggih, Chrisye (yang meninggal dunia 5 tahun lalu) menyanyikan lagu baru yang diciptakan oleh pasangan ayah-anak, Gita dan Erwin Gutawa dari 246 suku kata yang yang pernah dinyanyikan Chrisye sepanjang hidupnya.


Selang seminggu setelah itu, tepatnya pada festival Coachella yang diselenggarakan di California, Amerika Serikat, sosok rapper Tupac yang telah meninggal dunia di tahun 1996 juga kembali dihidupkan. Di panggung, sosok Tupac melalui teknologi hologram yang dibuat dengan sangat presisi oleh perusahaan digital audio, AV Concepts menyapa penonton dan bernyanyi bersama rapper Dr. Dre dan Snoop Dogg.

Memilih Lagu Selaras Untuk Pesta Pernikahan

Dalam sebuah pesta pernikahan, lagu-lagu yang mengalun adalah satu elemen penting yang dapat membentuk suasana pesta. Lagu pernikahan dapat mewakili kebahagiaan yang memancar dan cinta kasih yang menyelimuti pasangan pengantin.

Namun kerap kali, karena kedua mempelai dan panitia sudah terlalu sibuk mengurus perhelatan pernikahan lainnya, urusan musik menjadi urusan nomor sekian. Walhasil, banyak musik di pesta pernikahan yang terdengar “nggak nyambung”. Banyak pesta pernikahan yang sudah bagus dari sisi tema dan dekorasi namun menghadirkan musik yang tidak selaras.

Berikut ini tiga hal yang perlu diperhatikan agar musik di pesta pernikahan dapat mengalun dengan selaras.

Cari musik pengiring yang tepat dengan tema pesta
Jangan terpaku bahwa pesta pernikahan itu harus menghadirkan band standar pernikahan — yang hadir dengan formasi lengkap atau minimal dengan lagu-lagu top 40 yang bisa kita dengar di pesta pernikahan mana pun. Ada baiknya musik pengiring disesuaikan dengan tema atau dekorasi. Kalau pestanya adat Jawa misalnya, lebih “nyambung” jika musiknya hanya gending Jawa. Jika mau band pengiring, band keroncong bisa menjadi pilihan unik.

Tentukan daftar lagu sendiri
Jika Anda tetap ingin menyewa band pernikahan standar, sebaiknya tentukan sendiri lagu-lagu apa yang akan dibawakan. Pilih lagu-lagu yang berkesan dengan kehidupan percintaan Anda atau lagu-lagu yang sekiranya dapat membuat suasana pesta menjadi lebih meriah. Jangan biarkan mereka membawakan lagu yang bisa didengar di mana pun. Atau jangan sampai lagu-lagu patah hati mengalun di pesta Anda.

Meniadakan sesi sumbang suara
Salah satu yang dapat mengganggu kesyahduan lagu-lagu yang mengalun di pesta pernikahan adalah kesempatan bagi tamu untuk menyumbangkan suara. Masih bagus jika tamu atau anggota keluarga memang mahir menyanyi. Namun banyak terjadi, mereka itu hanya bermodalkan rasa percaya diri namun tidak bermodalkan suara yang layak didengar oleh banyak orang. Sesi sumbang suara berubah jadi sesi suara sumbang.


Anda punya trik sendiri untuk menghadirkan lagu pernikahan yang selaras? Bagikan di kolom komentar ya.

Artikel saya ini tayang di Yahoo! Indonesia pada tanggal 17 April 2012.


Kamis, 05 April 2012

Heksa Warna Efek Rumah Kaca


Semenjak merilis debut album di tahun 2007 hingga kini, band asal Jakarta, Efek Rumah Kaca (ERK) menjadi salah satu band indie lokal dengan frekuensi panggung terpadat setiap bulannya.

Trio yang terdiri dari Cholil Mahmud (vokal, gitar), Adrian Yunan Faisal (vokal latar, bass) dan Akbar Bagus Sudibyo (drum, vokal latar) selalu laris menjadi penampil utama di banyak kota di Indonesia.

Tak terasa, empat tahun sudah berlalu semenjak terakhir mereka merilis album kedua, “Kamar Gelap” di tahun 2008. Saat ini ERK tengah merampungkan proses rekaman untuk album ketiga yang telah dikerjakan sekitar 70 persen. Rencananya album ini hanya akan memuat enam lagu saja.

Mencari Permata Musik Tanah Air


Selama ini masyarakat kebanyakan hanya mengenal band dan musisi dari Jakarta dan Bandung. Padahal banyak band dan musisi yang tidak kalah bagus di luar dua kota itu yang kerap luput dari perhatian. Mereka bukan kurang beruntung, tapi hanya kurang publikasi.


Hal itu yang menjadi keresahan Ivan Makhsara. salah seorang pemilik webzine di Medan, Sumatera Utara. Ia menyadari beberapa tahun ke belakang, webzine musik dan radio online tumbuh pesat di beberapa kota di Indonesia. Banyak band dan musisi lokal yang ditampilkan namun jangkauannya masih sebatas di kota dari webzine itu berasal.

Architecture in Helsinki: Mereka Bukan dari Skandinavia



Begitu mendengar nama band Architecture in Helsinki mungkin akan mengira band ini berasal dari Finlandia. Salah. Band ini berasal dari Melbourne, Australia. Sang vokalis, Cameron Bird, menemukan nama band setelah menggabungkan kata-kata yang ada dalam secarik surat kabar yang dibacanya.

Band ini terbentuk pada 2000 dan hingga kini sudah merilis empat album. Architecture in Helsinki dikenal dengan musik indie pop yang unik dan menyenangkan. Awalnya, mereka punya 8 personel — jadi waktu itu musik Architecture In Helsinki seperti sebuah simfoni musik pop yang mengasyikkan dengan berbagai instrumen musik antara lain, gitar, drum, synthesizer analog, glockenspiel dan aneka instrumen musik tiup logam dan juga kayu.

Album kedua mereka, “In Case We Die” sempat terpilih sebagai Best New Music di Pitchfork.com. Mereka juga beberapa kali mendapat nominasi ARIA (Australian Record Industry Association) Awards dan juga telah tur keliling dunia bersama band senior seperti The Go-Betweens, Death Cab for Cutie dan Yo La Tengo.

Lima Band Dalam Negeri yang Diam-diam Go International


Istilah “go international” kerap keluar dari bibir banyak penyanyi dan musisi tanah air. Namun tidak banyak yang benar-benar mewujudkannya. Dalam rangka Hari Musik Nasional yang jatuh tepat hari ini, tanggal 9 Maret, berikut adalah beberapa grup tanah air yang sudah menorehkan namanya di kancah musik mancanegara.
Mereka memang tidak sering menghiasi layar televisi nasional dan musik mereka juga tidak didengar oleh jutaan rakyat Indonesia namun mereka diam tapi pasti telah mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional.

Selamat hari musik nasional!

Mocca


Dari awal pemunculannya, grup musik asal Bandung ini sudah menarik publik musik internasional, khususnya Asia Tenggara. Mocca mengawali perjalanan musical mancanegara mereka di Singapura pada tahun 2005. Saat itu album debut mereka dirilis album oleh label asal Singapura, Fruits Records. Setelah itu album Mocca juga dirilis oleh label Malaysia, Jepang dan Korea. Di Jepang dan Korea inilah, Mocca mendapat basis penggemar yang besar. Tercatat sudah lima lagu mereka yang menjadi jingle iklan di Korea dan juga tampil dalam serial televisi di sana.

Post 100 Dan Hadiah Mixtape

Ini adalah post saya keseratus di blog ini yang sekarang berumur dua tahun. Selama dua tahun hanya menghasilkan 100 post bukan prestasi yang bagus. Harusnya bisa lebih dari ini. Tapi selalu ada alasan kesibukan pekerjaan, waktu yang tidak ada atau keasyikan menulis di blog mikro (baca: Twitter)

Statistik pengunjung blog menurut beberapa layanan penyedia data cukup baik. Walaupun tidak bisa terbilang hebat. Paling tidak sudah ada pengunjung setia yang kerap datang ke sini walaupun saya tidak rajin ngepost.

Karena saya percaya persentase pengunjung blog ini lebih banyak mengunjungi halaman mixtape dan juga berkenaan dengan post keseratus ini, maka saya ingin merayakannya dengan membagikan mixtape.

Kali ini mixtapenya sengaja tidak menyertakan tracklist. Karena lagu-lagu yang ada di sini rata-rata pasti familiardi telinga banyak orang. Lagu-lagu yang bisa disebut sebagai pop dewasa kontemporer ini adalah lagu-lagu yang dulu populer pada jamannya.



Jadi, tidak perlu saya sertakan tracklist sepertinya juga sudah sangat mudah tertebak, bukan? Silahkan langsung mengunduh mixtape hadiah di sini.

Kamis, 08 Maret 2012

Lagu-Lagu Terbaru Bulan Ini Dari Lima Album Yang Layak Diantisipasi

Inilah beberapa lagu terbaru dari album-album yang patut diantisipasi dalam bulan ini dan beberapa bulan ke depan.

Klik judul lagu untuk mengunduh.

s / s / s - Museum Day


Sufjan Stevens kembali meneruskan kegemaran terbarunya terhadap musik Hip Hop, setelah terakhir ia muncul dalam album Undun dari band hip hop The Roots dan juga pada remix Bunch 65 untuk lagu "You Are the Blood" Kini ia berkolaborasi dengan rapper asal Chicago, Serengeti dan juga musisi eksperimental Son Lux dalam sebuah grup yang bernama s/ s/ s. Lagu ini adalah lagu pertama yang dirilis dan akan ada dalam ep mereka Bleak & Caw. "Museum Day" menyuguhkan beat-beat elektronik yang banyak muncul dalam album terakhir Sufjan, The Age of Adz ditambah dengan vokal autotune ala Cheer dan rapper T-Pain. Sepertinya gaya vokal autotune ini juga menjadi kegemaran Sufjan terbaru.

Debut ep Bleak & Caw akan dirilis pada 24 Maret 2012.


Rocket Juice and the Moon - Hey Shooter


Ini adalah lagu pertama yang dirilis ke publik dari proyek musikal lainnya dari Damon Albarn yang kali ini bekerjasama dengan bassist Flea dari Red Hot Chilli Peppers dan drummer Tony Allen, yang dikenal sebagai drummer musisi legenda, Fela Kuti. "Hey Shooter" adalah perwujudan terbaik dari Damon, Flea dan Tony saat bermain musik bersama. Penuh ritmis yang membuat badan bergoyang dengan menyusupkan nuansa psikadelik serta funk yang kental. Musik yang rancak tersebut disempurnakan oleh alunan vokal soulful dari Erykah Badu.

Debut album Rocket Juice and the Moon akan dirilis pada 26 Maret 2012.


Video Interaktif dari Chairlift


Duo asal Brooklyn, New York yang dulu terkenal dengan lagu "Bruises" yang ada dalam iklan iPod Nano kemarin merilis sebuah video musik interaktif. Video musik ini untuk lagu mereka yang berjudul "Meet Before" yang ada dalam album teranyar Something yang dirilis akhir Januari 2012.
Rabu, 07 Maret 2012

The Pains of Being Pure at Heart, kuartet dari New York Yang Bersahaja


Belum lama ini saya menulis soal band Inggris, Yuck yang musiknya terdengar sangat Amerika. Bertolak belakang dengan hal itu, di New York, Amerika Serikat ada sebuah band yang musiknya terdengar sangat Inggris. Namanya The Pains of Being Pure at Heart.

Mereka baru saja mengadakan konser di Jakarta pada hari Jumat (2/3) bertempat di Balai Sarbini, Plaza Semanggi.


The Pains of Being Pure at Heart, yang nama bandnya diambil dari sebuah buku cerita anak, terbentuk di tahun 2007 di Brooklyn, New York. Terdiri dari Kip Berman (vokal & gitar), Peggy Wang (keyboard dan vokal), Alex Naidus (bass) dan Kurt Feldman (drum).
Kamis, 01 Maret 2012

The Smiths vs Lana Del Rey - This Charming Video Game (mashup)

Seperti yang sudah banyak diketahui, penyanyi pop flamboyan dan kharismatik asal Inggris, Morrissey akan datang ke Indonesia untuk konser yang akan diselenggarakan pada bulan Mei 2012 mendatang. Tepat hari ini, tiket konser sudah dijual resmi.

Bagi para penggemarnya menyaksikan Morrissey ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Penantian belasan atau puluhan tahun lamanya pada akhirnya akan menuai kebahagiaan di bulan Mei nanti.
Morrissey mengawali karirnya di tahun 1982 sebagai vokalis grup musik The Smiths. Berarti tahun ini tepat 30 tahun sudah karir bermusiknya.

Kebetulan pagi ini, tanpa sengaja saya menemukan sebuah video yang tajuknya, The Smiths vs Lana Del Rey - This Charming Video Game (mashup). Mashup ini dibuat oleh Reborn Identity yang merupakan moniker dari produser musik spesialis mashup bernama Gavin Burrel.


Mashup sendiri adalah sebuah lagu atau komposisi yang menggabungkan dua atau lebih lagu yang berlainan menjadi kesatuan lagu baru.
Rabu, 29 Februari 2012

Nirdeteksi: Senyawa, Duo Eksperimental asal Yogyakarta


Satu lagi grup musik Indonesia yang namanya kian harum di kancah internasional. Kali ini dari sebuah grup etnik/eksperimental bernama Senyawa.


Senyawa terbentuk pada 2010 dan terdiri dari Rully Shabara, yang sebelumnya vokalis band eksperimental rock Zoo dan juga Wukir Suryadi, seorang musisi etnik/tradisional asal Malang.

Grup ini dibentuk secara tidak sengaja. Awalnya Wukir hanya spontan berkolaborasi dengan Rully di atas panggung dalam sebuah acara yang diadakan oleh label dari Yogyakarta, Yes No Wave. Mereka tidak pernah mengenal satu sama lain sebelumnya. Dua bulan setelah penampilan kolaborasi dadakan tersebut, mereka berdua memutuskan untuk merekam materi karya mereka bersama.
Selasa, 28 Februari 2012

Jangan menilai buku dari sampulnya. Contoh kasus: Yuck



Meski ungkapan “Jangan menilai buku dari sampulnya” sudah sering saya dengar, tetap saja aturan itu saya langgar ketika mendapati sampul album milik band baru bernama Yuck pada awal 2011. Sampul album itu sama sekali tidak menarik perhatian saya.



Saya juga tidak ingin mendengarkan materi album mereka, meski band ini mulai dibahas banyak media. Hingga pada pertengahan Februari 2012, saya membaca tulisan tentang penampilan Yuck di festival Laneway di Singapura. Penampilan mereka dinilai memukau — seperti kesaksian teman saya yang ada di Laneway. Meski lagunya tak familiar, kata teman saya itu, Yuck sangat menarik ditonton.
Senin, 20 Februari 2012

Kreasi Eksperimental Risky Summerbee & the Honeythief

Kota Yogyakarta dikenal memiliki unsur seni dan budaya yang kuat dengan beragam seniman penuh bakat yang tersebar di sudut-sudut kota.



Salah satu kelompok seniman Yogyakarta yang patut disimak adalah grup musik Risky Summerbee & The Honeythief. Mereka terdiri dari sekumpulan seniman yang bersekutu untuk menghasilkan karya yang menampilkan rentang musik yang luas dari pop, folk, blues, jazz hingga rock progresif.

Di antara berbagai genre musik tersebut, apa yang menjadi benang merah dari Risky Summerbee & the Honeythief?
Jumat, 17 Februari 2012

Kembali ke 1920 Bersama Hollywood Nobody


Hollywood Nobody adalah band pop yang terbentuk di Bandung dan dikenal banyak menampilkan nuansa musik bossanova. Mereka terbentuk di tahun 2005 dan telah merilis album penuh, Everything Happens For A Reason di tahun 2010 melalui FastForward Records  - yang lebih dulu merilis album-album dari Mocca dan juga Homogenic.



Dua tahun setelah dirilisnya album perdana, kini Hollywood Nobody bersama FastForward Records akan menyelenggarakan sebuah konser tunggal yang akan berlangsung esok hari tanggal 18 Februari 2012 nanti di Institut Francais Indonesia (IFI) Bandung.



Konser ini menjadi penjembatan dari konsep musikal Hollywood Nobody di album pertama menuju konsep musikal di album kedua. Saat ini Hollywood Nobody memang tengah mempersiapkan album selanjutnya.

Kamis, 16 Februari 2012

Bius Indah Dari Feist



“Bermain di Indonesia itu seperti berada di dimensi dunia lain, terutama bagi saya yang tinggal di Kanada,” ucap Leslie Feist di tengah konsernya yang berlangsung semalam (15/2) di Fairground, SCBD, Jakarta.

Feist mengaku, sebelum ini tidak pernah terbersit di pikirannya bahwa suatu saat ia dapat bermain di Indonesia, apalagi dengan seluruh penonton yang tanpa henti menyanyikan lagu-lagunya seperti semalam.

Dan seperti yang dibilang Feist, konser semalam memang seperti membawa penonton ke dalam dimensi lain.

Dengan durasi konser dua jam (yang terhitung lama), Feist membius mata dan telinga penonton untuk dapat terus menyimak dengan khidmat 21 lantunan lagu yang dibawakannya.

Afternoon Talk; Band Indie Pop Asal Lampng


Dalam industri musik Indonesia, sangat jarang terdengar kemunculan band-band di luar Jawa dan Bali. Padahal pergerakan musik di sana juga menggeliat dan hidup. Banyak band berkualitas, namun karena kurang publikasi hanya dikenal di daerah masing-masing.

Salah satu band di luar Jawa dan Bali yang mulai mendapat publikasi nasional dan internasional adalah band Afternoon Talk asal Lampung.

Rabu, 15 Februari 2012

14 Lagu Cinta Terbaik Indonesia


Berbagai kompilasi lagu cinta yang banyak beredar atau lagu cinta yang biasa terdengar pada pesta pernikahan pasti sangat jarang memuat lagu cinta milik musisi atau band negeri ini.

Lagu cinta produksi dalam negeri biasanya tenggelam oleh lagu cinta populer mancanegara. Padahal produksi dalam negeri ini memiliki kualitas yang sama baiknya dengan mancanegara. Malah terasa lebih dekat dengan penggunaan bahasa ibu dalam lagu cinta dalam negeri tersebut.

Maka dari itu dalam ingar-bingar perayaan Valentine ini, marilah kita simak sejenak 14 lagu cinta terbaik produksi dalam negeri (disusun berdasarkan tahun rilis).
Senin, 13 Februari 2012

Playlist Obama Untuk Amerika



Tampaknya jika ada julukan presiden paling ‘melek’ internet di dunia, presiden Amerika Serikat Barack Obama layak mendapatkannya.

Setelah membuat berbagai akun media sosial mulai dari Facebook, Twitter, Google +,  Flickr, Instagram dan Tumblr, kini ia membuat akun di Spotify, sebuah layanan pemutar musik online dimana selain mendengarkan lagu, kita juga dapat menambah kawan, membuat playlist hingga mendapatkan rekomendasi musik.

Pada layanan yang baru beroperasi di kawasan Amerika Serikat dan Eropa ini, presiden Barack Obama merangkai sebuah playlist yang bertajuk 2012 Campaign PlaylistPlaylist ini diumumkan pada publik melalui akun Twitternya.
Kamis, 09 Februari 2012

Eddie dan Alex Van Halen Mengaku Berdarah Indonesia


Karena hubungan politik, perdagangan, dan budaya yang berlangsung selama 300 tahun, banyak warga Belanda yang memiliki darah campuran Indonesia.  Menurut Wikipedia, diperkirakan sekitar 500 ribu orang di Belanda saat ini adalah keturunan Indonesia dan sudah menjadi kelompok minoritas terbesar di sana.

Sebagian warga Belanda keturunan Indonesia kebetulan memiliki profesi yang membuat nama mereka populer. Di dunia musik , ada Michelle Branch yang memiliki darah Indonesia dari ibunya. Beberapa pemain sepak bola terkenal seperti Robin van Persie dan Giovanni van Bronckhorst  juga merupakan keturunan Indonesia.


Dan belum lama ini, dua bersaudara dari grup musik legendaris Van Halen — yakni Eddie dan Alex — dalam sebuah sesi wawancara mereka mengaku bahwa ibunya merupakan orang Indonesia.
Fakta ini sebenarnya sudah banyak diketahui publik (bahkan artikel mengenai Eddie Van Halen di Wikipedia juga sudah mencantumkannya). Namun baru kali Eddie dan juga Alex berbicara langsung soal keturunan Indonesianya itu.
Rabu, 08 Februari 2012

Apparatjik Ajak Penggemar Jadi Produser Album


Supergrup Apparatjik datang kembali di tahun 2012 ini setelah pemunculan perdana mereka di tahun 2010. Supergrup ini terdiri dari Magne Furuholmen (A-Ha), Guy Berryman (Coldplay), Jonas Bjerre (MEW) dan producer Martin Terefe.

Tanggal 21 Februari 2012 sudah ditetapkan sebagai tanggal resmi untuk peluncuran album kedua mereka yang berjudul “Square Peg In A Round Hole”.
Kamis, 02 Februari 2012

Kowawa!

Kowawa. Sebuah kata tak bermakna yang baru-baru ini ramai diperbincangkan dalam ranah Twitter. Kalau ada kata baru seperti ini memang sebaiknya tidak perlu dipikirkan dalam-dalam apa maknanya. Toh kata itu muncul berawal dari keisengan dan kesenangan belaka.

Dan karena keisengan serta kesenangan juga akhirnya saya menyempatkan membuat mix Kowawa ini. Inilah hasil interpretasi saya terhadap Kowawa. Dari awal saya mendengar kata tersebut saya selalu membayangkan nuasa ceria, lugu dan berbagai unsur khas dari lagu-lagu indiepop.

Maka dari itu, inilah beberapa kumpulan lagu-lagu indiepop yang menurut saya paling baik dalam menerjemahkan Kowawa dalam untaian nada.

Kowawa!


Selasa, 31 Januari 2012

Renjana, sebuah mixtape


Sepanjang sejarah musik populer Indonesia, era yang jarang atau sedikit sekali mendapat publikasi adalah era 50an. Padahal di era 50an tidak sedikit penyanyi dan musisi mumpuni yang posisinya tidak dapat tergantikan hingga sekarang.

Mengapa musik Indonesia era 50an yang sebenarnya menyimpan harta tak ternilai kerap terlewat begitu saja oleh banyak orang? Jawabannya klise: pendokumentasian yang buruk. Sebuah kisah nyata bangsa ini. Contohnya, mulai dari master rekaman yang sudah tidak jelas keberadaannya hingga tidak lengkapnya data-data penerbitan dari sebuah album rekaman.

Sebenarnya dokumentasi industri musik Indonesia pada era-era selanjutnya juga tidak lebih baik. Namun era 50an ini yang dokumentasinya paling memprihatikan.