Menonton Konser Paul McCartney

Salah satu wish list konser yang harus ditonton di hidup ini, semalam sudah dicentang dengan menghadiri konser Paul McCartney di Tokyo Dome, Jepang. Bersyukur sekali masih bisa dapat tiket konser Paul McCartney walau belinya terhitung dadakan.






Awalnya istri saya bermaksud ingin memberi kejutan dengan diam-diam membeli tiket konser Paul McCartney. Tapi karena ia tidak punya kartu kredit dan pembayaran dengan kartu debitnya ternyata tidak berhasil dilakukan, akhirnya ia membatalkan rencana kejutan dengan memberitahu saya soal konser Paul McCartney di Jepang ini. Tanpa pikir panjang saya langsung menyambut rencana tersebut. Karena harapan McCartney mampir ke Asia Tenggara masih tipis jadi menontonnya di Jepang merupakan keputusan yang tepat untuk saat ini.

Sepertinya Jepang merupakan satu-satunya negara Asia favoritnya. Ia sudah mengunjungi Jepang beberapa kali, dari zaman The Beatles, Wings hingga karir solonya. Bahkan ia pernah menghabiskan 9 hari di penjara Jepang karena tertangkap membawa mariyuana. 

Di beberapa kesempatan pada konser semalam, McCartney selalu menyapa penggemarnya dalam bahasa Jepang yang tentunya disambut meriah. Bahkan pada layar video yang ada di samping kanan dan kiri panggung ada terjemahan dalam bahasa Jepang setiap kali McCartney berbicara. Beberapa kali ia bertanya ke penonton apakah terjemahan sudah berjalan dengan baik atau belum.



Ini juga kali pertama bagi saya dan istri menonton konser musik di Jepang. Masih kagum dan kaget dengan kebiasaan para penonton di Jepang yang rata-rata tidak begitu ekspresif; tidak banyak menggoyangkan tubuh (hanya sekadar menggerakan jari tangan dan menghentakkan kaki), tidak ada teriakan ‘we want more’ (yang digantikan hanya dengan tepuk tangan) dan juga kebiasaan yang tidak ikut menyanyi dengan lantang.

Sepanjang konser semalam, McCartney memainkan banyak hits yang pasti mengundang kita untuk spontan bernyanyi. Namun di sepanjang konser, nyaris tidak terdengar koor masal dari penonton. Mungkin bagi penonton Jepang, menonton konser adalah pengalaman audio visual yang harus dinikmati secara khusyuk yang tidak boleh diganggu oleh suara lain.

Berbagai hits yang dimainkan McCartney pada konser semalam lebih banyak berasal dari katalog The Beatles dibandingkan dari katalog Wings dan album solonya.  Meskipun tidak ada satu lagu dari album solo McCartney favorit saya “Chaos and Creation in The Backyard” yang dimainkan semalam, tidak menjadi masalah. Karena menonton menonton konser semalam rasanya seperti menonton konser The Beatles di era millenium ke-3 yang juga menampilkan Wings dan Paul McCartney. 

Beberapa lagu The Beatles ada yang dimainkannya secara berurutan sesuai tema. Ada sesi yang mengenang masa 60an awal The Beatles dengan memainkan berturut-turut “From Me to You” dan “Love Me Do” atau sesi penuh distorsi dari periode karir The Beatles di akhir 60an dengan memainkan berturut-turut “Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band (Reprise)” dan “Helter Skelter”. 



Satu hal yang cukup membuat hati bergetar adalah pada saat McCartney mendedikasikan lagu yang dimainkannya untuk sahabat-sahabatnya di The Beatles yang lebih dulu mendahuluinya. Pada pertengahan konser, McCartney yang sebelumnya terus-terusan berganti alat musik mulai dari bas Hofner ikoniknya, gitar elektrik, gitar akustik, piano upright  dan grand piano tiba-tiba juga membawa sebuah ukulele, sambil berkata, “George itu ialah seorang pemain ukulele yang sangat baik” Menurut ceritanya, suatu hari McCartney dan George iseng-iseng bermain ukulele dan pada saat itu McCarney mencoba untuk memainkan salah satu lagu George dengan ukulele. Lalu “Something” pun mengalun dari ukulelenya.


Sementara itu, sebelum memulai lagu “Here Today”, McCartney mengawalinya dengan “Lagu ini saya tulis untuk John”. Lagu “Here Today” ia mainkan hanya dengan gitar akustik menambah kepiluan lagu ini yang McCartney tulis tidak berapa lama setelah kejadian John Lennon ditembak mati.



Sebelum “Here Today”, McCartney juga membawakan salah satu lagu ciptaannya yang memiliki line gitar paling indah “Blackbird”. Pada saat verse lagu tersebut dikumandangkan McCartney dengan iringan gitar akustik, seketika membuat mata saya berkaca-kaca. Lagu yang mungkin sudah ratusan atau ribuan kali saya dengar sepanjang hidup ini, pada akhirnya di konser semalam telinga dan mata saya bisa mengalaminya secara langsung. Terlebih dengan karakter penonton Jepang yang enggan untuk bernyanyi bersama dengan lantang, membuat “Blackbird” terasa lebih hangat dan syahdu.




Overall, penampilan McCartney semalam membuat saya lupa sejenak bahwa anggota The Beatles ini sebenarnya sudah berusia 76 tahun. Dari awal konser hingga akhir dengan total 36 lagu yang dibawakan, McCartney tidak terlihat kelelahan. Bahkan saya tidak melihat ia minum sedikitpun di antara jeda lagu. Ajaib!

Melihat stamina McCartney semalam membuat saya jadi merasa punya harapan akan bisa menontonnya lagi di masa depan. Paling tidak dalam 5 tahun ke depan. Sehat selalu, Opa McCartney!




Setlist Paul McCartney. - Live at Tokyo Dome 2018
31 Oktober 2018

A Hard Day's Night
Hi, Hi, Hi
All My Loving
Letting Go
Who Cares
Play Video
Come On to Me
Let Me Roll It
I've Got a Feeling
Let 'Em In
My Valentine
Nineteen Hundred and Eighty-Five
Maybe I'm Amazed
I've Just Seen a Face
In Spite of All the Danger
From Me to You
Love Me Do
Blackbird
Here Today
Queenie Eye
Lady Madonna
Eleanor Rigby
Fuh You
Being for the Benefit of Mr. Kite!
Something
Ob-La-Di, Ob-La-Da
Band on the Run
Back in the U.S.S.R.
Let It Be
Live and Let Die
Hey Jude

Encore:
Yesterday
Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band (Reprise)
Helter Skelter
Golden Slumbers
Carry That Weight
The End







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day #11: The Like In I Love You

Lampau: Ulasan Album Centralismo - SORE