Menyaksikan Reuni Dewa 19 di Soundrenaline: Sebuah Mimpi Tertunda

Sudah beberapa kali saya mendengar Dewa 19 bereuni namun saya tidak pernah sempat untuk menyaksikannya secara langsung. Terakhir, saat reuni formasi awal Dewa 19 di konser tunggal Ari Lasso bertepatan dengan konser band britpop The Stone Roses di Jakarta. Di hari yang sama dua band yang pernah mengisi masa remaja saya melaksanakan konser reuni. Sangat sulit untuk memutuskan menonton yang mana. Namun akhirnya saya lebih memilih untuk hadir di konser The Stone Roses. Karena saya pikir, saya masih bisa menonton reuni Dewa 19 lagi di lain kesempatan.

Album Dewa 19 yang saya dengar pertama kali adalah album Terbaik Terbaik di tahun 1995. Namun saya baru benar-benar jatuh cinta kepada Dewa 19 dua tahun setelah itu, saat mendengarkan album Pandawa Lima. Bagi saya album Pandawa Lima merupakan cetak biru dari kejeniusan Dewa 19 sepanjang karirnya. Album ini mampu menyajikan sisi artistik yang tinggi dan juga sisi komersialisme yang kental. Sangat jarang sebuah band di Indonesia dapat melakukan kedua aspek tersebut secara bersamaan. Dan hanya Dewa 19 yang mampu melakukan hal tersebut.






Ketika di awal bulan Mei lalu saya mendengar Dewa 19 akan bereuni di Road to Soundrenaline, saya sangat antusias. Sudah sepatutnya Soundrenaline sebagai festival musik terbesar di Indonesia yang sudah berjalan satu dekade menampilkan keragaman lineup yang menarik, dengan menghadirkan reuni band-band legendaris seperti reuni Dewa 19 ini.

Namun antusiasme saya tersebut dipatahkan saat mengetahui reuni Dewa 19 itu akan dilaksanakan di gelaran Road to Soundrenaline di kota Padang. Sementara saya ada di Jakarta. Persoalan jarak dan tentunya finansial yang membuat saya tidak dapat pergi ke Padang untuk menjadi saksi bersatunya kembali para personil Dewa 19. Akhirnya saya terpaksa kembali gigit jari.

Saya sendiri selain ingin menonton Dewa 19 langsung di depan mata juga sangat antusias untuk datang kembali ke festival Soundrenaline. Terakhir datang ke rangkaian Road to Soundrenaline di Bandung dan saya sangat terkesan dengan kerapihan dan ketertiban event tersebut. Karena itu saya jadi ingin kembali hadir di rangkaian event Soundrenaline selanjutnya.

Belum lama ini saya sempat mengutarakan penyesalan saya kepada seorang teman karena lagi-lagi tidak dapat menyaksikan Dewa 19 reuni. Teman saya itu kebetulan hadir di sana sebagai seorang fotografer sebuah media. Dia tahu saya sangat ingin menonton Dewa 19 reuni jadinya dia malah bercerita panjang lebar mengenai penampilan Dewa 19 di Road to Soundrenaline di Padang sambil memperlihatkan foto-fotonya yang semakin membuat saya menyesal.

Formasi reuni Dewa 19 kali ini adalah Ari Lasso pada vokal, Ahmad Dhani (keyboard), Yuke Sampurna (bas), Andra Ramadhan (gitar) dan Agung (drum). Ya, memang tidak ada nama Erwin Prasetya (bas) ataupun drummer pertama Dewa 19, Wawan. Namun hal itu tidak menjadi masalah karena kata teman saya penampilan Dewa 19 malam itu menjadi ajang nostalgia yang menyenangkan.

Di awal set saja, Dewa 19 langsung menggeber dengan medley dua lagu yang diambil dari album pertama mereka di tahun 1992, "Selamat Pagi" dan "Tidak Sedang Bercinta". Setelah itu tidak pakai lama, Dewa 19 lanjut ke album Terbaik Terbaik dengan menghadirkan "Manusia Biasa" dan "Restu Bumi".



Kata teman saya, Dewa 19 terakhir bermain di Padang di tahun 1997. Berarti itu saat formasi Dewa di album Pandawa Lima yang beranggotakan Dhani, Ari, Andra, Erwin dan Aksan. Namun sayangnya, lagu dari album favorit saya Pandawa Lima hanya ada satu yang dibawakan malam itu, yaitu "Kamulah Satu-Satunya". "Kirana" yang menjadi hits dari album Pandawa Lima malah tidak dibawakan. Entah mengapa.

Bagaimanapun, penampilan Dewa 19 di Road to Soundrenaline Padang yang bertempat di Lapangan Udara Tabing dan dilaksanakan pada hari Sabtu, 4 Mei 2013 menuntaskan kerinduan Baladewa yang telah menanti selama 16 tahun untuk dapat melihat kembali Dewa 19 secara langsung.


Seperti penampilan Slank di Road to Soundrenaline kota Bandung, penampilan Dewa 19 malam itu juga ditutup dengan kolaborasi dengan musisi yang telah tampil sebelumnya, Andra and The Backbone dan \ rif membawakan lagu "Rumah Kita".

Dengan menghela nafas, saya berkata kepada teman saya, "Suatu saat nanti gue pasti akan bisa nonton reunian Dewa 19. Dan mudah-mudahan bisa nontonnya di Soundrenaline."

Menyaksikan band yang mengisi masa remaja saya di festival musik terbesar di Indonesia untuk sekarang ini masih menjadi mimpi yang tertunda.



Semua foto di atas saya tampilkan dengan seijin teman saya, sang fotografer. 

Komentar

  1. "Kirana" yang menjadi hits dari album Pandawa Lima malah tidak dibawakan. Entah mengapa.

    Jadi inget, di sebuah konser Ari Lasso pernah menyebut "Kirana" sebagai "lagu yang selalu menegangkan kalau dibawakan."

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day #11: The Like In I Love You

Lampau: Ulasan Album Centralismo - SORE

Enam Lagu Yang Mendefinisikan Paloh Pop