Nirdeteksi: Tristan

Suatu hari seorang teman meminta saya untuk memberi komentar terhadap sebuah lagu. Ia tidak (belum) mau menyebutkan siapa penyanyi atau bandnya dan juga judul lagunya. Mungkin agar lebih objektif.

Tidak berapa lama lagu misterius tersebut sudah berada di inbox email saya.

Di detik perdana pada lagu misterius ini, telinga saya langsung disambut oleh bunyi gitar akustik yang saling bersahutan dengan anggun. Setelah itu, terdengar lah alunan suara melankolis dari vokal pria yang terasa rapuh namun sekaligus terdengar tegar. Dari orkestrasi gitar yang syahdu lagu lalu berjalan menanjak dengan tabuhan perkusi yang ramai hingga penghujung lagu.

Seketika, saya langsung jatuh cinta dengan lagu ini. Setelah saya memberi komentar singkat, teman saya akhirnya memberitahu bahwa lagu yang ternyata berjudul "Songbird" ini adalah lagu dari sebuah duo asal Jakarta bernama Tristan. Melalui teman saya itu juga, saya mendapatkan mini album mereka yang selanjutnya saya putar dengan rotasi tinggi pada pemutar CD di rumah.


Duo ini terdiri dari Andrie Ridwan sebagai penyanyi dan penulis lagu serta Andrew Hutasoit sebagai penyusun aransemen dan multi-instrumentalis.


Sebelumnya saya tidak pernah mendengar nama grup ini. Saya bertanya-tanya dalam hati, grup ini begitu bagus, mengapa namanya tidak pernah bergaung sedikit pun? Apakah saya yang terlewat atau mereka yang memang belum gencar berpromosi?

Menurut pengakuan managernya via email, kedua personil Tristan termasuk golongan manusia anti sosial yang sulit bersosialisasi. Jadi mungkin karena sifat itulah, grup musik ini belum banyak diketahui orang hingga sekarang. Saya membayangkan Andrie dan Andrew adalah dua orang yang banyak menghabiskan waktu di dalam kamar untuk bermain gitar seraya menyenandungkan kesedihan mereka melalui beragam untaian nada yang lembut.

Nama Tristan sendiri diambil dari bahasa Latin yang memiliki arti kesedihan.

Tristan terbentuk di bulan Juli 2009 dan pada awal terbentuknya mereka langsung memproduksi 5 buah lagu yang telah ditulis semenjak tahun 2005. Lima buah lagu ini kemudian dirilis secara swadaya dalam sebuah ep bertajuk We Are Tristan, We Are Aeronauts.



Ep ini didominasi oleh bebunyian gitar akustik, piano dan cello yang kesemuanya saling mengisi dengan porsi yang sesuai di bawah panduan vokal Andrie yang mengiris emosi. Suaranya berada di antara kerapuhan Elliot Smith, kelembutan Nick Hemming (The Leisure Society) dan juga kemisteriusan dari Nick Drake.

Untuk musik, mereka menyebutnya sebagai folk alternatif. Iya, musik Tristan adalah bentuk musik folk modern atau bisa dikatakan alternatif karena mereka menggabungkan berbagai unsur musik lainnya dalam irama folk yang mereka usung.

Jika kalian berasumsi bahwa Tristan adalah versi KW dari Kings of Convenience (berdasarkan format grup duo yang memainkan musik folk), kalian salah besar. Ketika Kings of Convenience hadir untuk menawarkan kenyamanan namun tanpa perenungan yang dalam, Tristan hadir untuk menawarkan sebuah kesenduan yang hangat sekaligus sebagai medium kontemplasi melalui musik dan lirik mereka.

Dengan tangan dan hati terbuka, mari sambut Tristan yang sangat mungkin akan meluluhlantakkan hati banyak orang yang mendengarkan musik mereka kelak.



http://www.myspace.com/tristanologi/

http://twitter.com/tristanologi


Tristan - Songbird


Nirdeteksi adalah salah satu kolom tetap blog ini yang ditunjukkan bagi band/musisi baik lokal maupun internasional yang kurang atau belum mendapat sorotan dari publik.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day #11: The Like In I Love You

Lampau: Ulasan Album Centralismo - SORE

Enam Lagu Yang Mendefinisikan Paloh Pop