Day #26: Happiness

48 tahun lalu, John Lennon menulis lagu yang menyinggung kebahagiaan dengan tajuk "Happiness Is a Warm Gun." Lagu ini pada akhirnya menjadi salah satu lagu multi tafsir terpopuler karena banyak sekali ragam interpretasi mengenai apa definisi kebahagiaan sesungguhnya yang dimaksud John Lennon di lagu tersebut.

Sebenarnya, kebahagiaan itu sendiri rasanya tidak perlu didefinisikan. Terlebih dicari apalagi hingga terobsesi.

Namun kebahagian bisa diharapkan.

Salah satu ucapan ulang tahun ke teman yang sering saya katakan adalah semoga bahagia. Bukan semoga panjang umur ataupun semoga banyak rejeki. Saya selalu berharap, kebahagiaan seharusnya tercipta di dalam setiap jiwa.

Walaupun hal tersebut bertolak belakang dengan apa yang banyak dialami oleh para sastrawan dan juga musisi yang secara tidak langsung 'menolak' kebahagiaan demi terciptanya mahakarya yang agung.

Mereka ini adalah kumpulan orang yang berteman baik dengan kesedihan. Dimana kesedihan dapat menjadi elemen terbaik bagi timbulnya proses kreatif.

Orang-orang seperti itu yang patut diacungi jempol ketika energi kesedihan dapat mereka olah sedemikian rupa menjadi sebuah energi kreatif yang pada prosesnya, sesungguhnya menciptakan sepercik kebahagiaan dalam kesedihan.

Saya yakin, para sastrawan dan musisi kesedihan itu pun pada akhirnya bisa merasa bahagia. Karena apa yang mereka hasilkan adalah kejujuran dari apa yang mereka rasakan dan percaya akan kebenarannya.

Jadi kebahagiaan bisa dikatakan sebuah proses kreasi. Kebahagiaan diciptakan namun tidak langsung dapat dirasakan. Kebahagiaan membutuhkan keikhlasan, kepercayaan dan pastinya, cinta.

Jika semua itu sudah terpenuhi, melalui waktu dan kesadaran maka eksistensi kebahagiaan akhirnya dapat kita rasakan.


Goldfrapp - Happiness

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day #11: The Like In I Love You

Lampau: Ulasan Album Centralismo - SORE