Day #2: Private Eyes

Pada dasarnya manusia selalu menyukai konsep kehidupan pararel. Dalam kehidupan pararel ini, manusia seperti dihidupkan kembali menjadi sosok baru dalam sebuah dunia lain. Dunia pararel juga dapat menjadi rumah bagi pelarian manusia yang tidak puas ataupun tidak bahagia di dalam dunia asalnya.

Salah satu contoh kehidupan pararel yang paling tua yang dialami manusia adalah mimpi. Selain itu, dalam perkembangan dunia sekarang ini, internet juga berakhir sebagai dunia pararel bagi manusia modern.

Internet menyediakan kita sebuah kehidupan lain dengan beragam pilihan. Ada yang memilih internet sebagai media pelarian dari kehidupan nyata, ada yang menggunakannya sebagai jaringan untuk memperluas pertemanan dan masih banyak lagi.

Satu hal yang kerap terjadi di dalam dunia internet, setiap individu dapat menjadi pusat perhatian khayalak ramai dimana setiap mata akan mengawasi semua gerak-gerik kita yang sialnya juga sangat mudah untuk ditelusuri jika berminat.


Internet meruntuhkan semua paradigma yang menyangkut arti kepopuleran yang selama ini hanya menjadi milik selebriti, tokoh dunia atau musisi. Internet membuat semua orang dapat menjadi selebriti dalam dunianya sendiri. Dan terkadang, walau tak terlihat secara gamblang (karena beberapa ada di relung hati terdalam) manusia menyukai jika dirinya diperhatikan. Terlebih diperhatikan oleh orang banyak.

Maka dari itu internet adalah medium yang tepat untuk mewujudkan atau menampung sifat haus akan perhatian tersebut. Secara sadar maupun tidak sadar, banyak manusia modern menyerahkan diri mereka seutuhnya kepada internet. Sehingga tak ada lagi ruang privat yang tersisa. Sebenarnya hal ini merupakan pilihan. Dan kita bisa saja memilih untuk menghindar dari pengeksploitasian ruang privat tersebut.

Namun banyak juga yang dengan sadar dan sepenuh hati  memilih untuk membiarkan internet menggerogoti sedikit demi sedikit ruang-ruang diri yang mungkin tidak sepatutnya diketahui publik.

Bisa jadi internet lebih kejam daripada ibu tiri dan pergerakannya lebih lincah daripada badan intelejen paling mumpuni di seluruh dunia. Seperti kutipan lirik lagu dari Hall and Oates ini, "They’re watching you. They see your every move."


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day #11: The Like In I Love You

Lampau: Ulasan Album Centralismo - SORE